Rabu, 29 Juli 2009

CERPEN

CINTA

Entah kenapa aku hari ini rasanya sebel banget entah apa yang akan terjadi denganku. Namaku Fitri aku masih duduk di bangku SMA di Jogja.
“Tin kenapa ya aku hari ini BT banget” Tanya Fitri
“Kok bias gitu nggak biasanya setiap hari kulihat kamu ceria banget kayak nggak pernah ada masalah aja” ucap Tini sambil makan.
“Tak tahulah apa yang akan terjadi”
“O…! Ya aku tahu sekarang, tahu kenapa kamu BT hari ini karena kamu belum punya pacar” ucap Tini sumringah.
“Ah yang bener, emang ada hubungannya? Menurut aku sih sama aja nggak punya sama punya” jawab Fitri acuh.
“Tapi, kalau dipikir-pikir punya pacar itu emang ngurangin BT ya”
“Fitri-Fitri dari dulu nggak pernah berubah masih lugu. Ya iyalah Fit makanya cari pacar biar tahu tahu punya pacar itu enak setiap hari dapet ciuman mesra dari sang kekasih. Dulu aku juga merasa BT banget lho waktu belum punya pacar. Aku merasa kesepian banget kalu di rumah nggak ada teman buat curhat. Terus gimana rencana kamu Fit” Tanya Tini setelah ngomong panjang lebar.
“Ah lupain aja ku ingin sekolah dulu biarin jadi jomblo abadi”
“E…e..! jangan bilang begitu dong Fit kata orang jawa saru” ucap Tini serius.
Kini aku sudah sampai si sekolah setelah di jalan tadi ngobrol panjang lebar dengan Tini. Pukul 06.45 di kelas udah banyak temen-temen yang udah pada dating ngerjain PR Ekonomi. Aku di kelas tinggal santai-santai aja karena tadi malam aku udah ngerjain semuanya.
“Fit Ekonomi nya udah kamu kerjain belum?” Tanya Eca temen sekalas Fitri
“Udah dong mau pinjem” sambil menyodorkan buku ke Eca.
Seperi hari biasanya hari ini tidak ada yang teristimewa di sekolah semuanya berjalan normal.
***


Aku terbangun dari tidurku yang panjang rasnya enak banget habis bangun pagi badan terasa seger. Aku melihat dari kaca jendela sang surya sudah tinngi rupanya. Saat itu aku terlompat dari ranjang saat melihat jam weker menunjukkan pukul 06.30.
“Aduh gimana ni, aku berangkat nggak ya” gumamku dalam hati.
Tak lama juga aku mandi dengan perasaan yang agak takut. Tacit karena nanti telat dan dimarahi oleh guru Ekonomi yang super galak itu. Akhirnya pukul 06.50 aku berangkat juga. Pikiranku dibayangi oleh perasaan takut tak tertahankan. Aku bangun kesiangan karena tadi malam begadang menonton film.
Akhirnya aku sampai di sekolah juga. Untung aja gerbang belum ditutup dan satpam nya juga nggak ada jadi aku bias menyelinap. Langsung aja aku ke kelasaku tak ingin berlama-lamadi luar. Tapi, dari kejauhan aku melihat temen-temen yang masih bergumul di luar kelas.
“Tin…Tini…! He halo” pekik ku dari kejauhan
“He kenapa kamu terlambat tak biasanya kamu terlambat emangnya ada apa?” Tanya Tini setelah Fitri sampai di kelas. Fitri yang saat iru sampai di kelas Cuma benggong alhamdulilah kosong batinya.
“E…! kok diam aja. Jawab dong” ucap Tini
“Emangnya tadi kamu Tanya apa” jawab Fitri
“Waduh yang baru telat kamu bolot y. Aku kan mau nanya kamu ada apa kok tumben telatan?” ucap Tini menjelaskan sambil duduk.
“Oh itu, tadi malam aku nonton film”
“Apa Artinya Cinta ya”
“Ya iyalah Tin emangnya apa lagi sampai larut malam lagi makanya aku telat bngun “
“Ekonominya kosong?” Tanya Fitri sambil merapikan kucirnya
“He..eh karena pak Mhmud nya sakit”
“O…! gitu” jawabku
Seperti biasanya kalu ada jam kosong aku pergi ke perpus membaca tentang buku pelajaran atu novel. Rasanya kalu tidak membaca barangh sehari aja kayak nya gimana gitu. Menurut aku membaca itu seperti sudah mendarah daging di tubuhku. Dari kejauhan serasa namaku dipanggil oleh seseorang dan suara itu aku kenal ya dia Tini.
“O….! ternyata ada di sini to”
“Iya, emangnya kenapa Tin?” ucap Fitri sambil membaca.
“Kamu pa nggak bosan sih baca terus emang nggak ada yang lain”
“Emang kenapa suka-suka dong. Langsung aja deh kepokok permasalahnya. Pasti kamu kesini mau ngomongin cowok ya ngaku deh. Aku kesini mau belajar bukan ngegosip” ucap Fitri acuh
“Fitri hebat punya indra ke enam: ucap Tini sumringah sambil merebut buku yang dibaca Fitri.
“Ah kamu Tin ngganggu orang mbaca ja”
“Mau punya pacar nggak, aku cariin ?” yanya Tini sambil menyodorkan buku yang direbut nya tadi
“Nggak mau aku mau sekolah dulu” jawabku mantap
“Hah…! Aku bosan dengan omongan mu itu. Lupain aja. Kamu tahu ngga Fit Alex ana kelas sebelah dia ngganteng lhodan masih jomblo jiga kayak kamu”
“Lha kok PD kamu Tin, sok tahu kamu. Dia itu udah punya pacar” ucap Fitri sambil terkekeh
“Kok kamu lebih tahu dari aku siapa pacarnya” Tanya fitri penasaran
“Mau tahu, itu lho Tutik temen sekelasnya juga
“Darimana kamu tahu”
“Dulu waktu Tutik mau nembak Alex dia dateng ke rumah ku curhat ke aku gimana carabya ndeketin dia”
“O…! jadi gitu ya” jawab nya puas.
***

Aku sudah sampai di sekoalh hari ini, aku tak ingin telat seperti kemaren. Belum banyak orang saat itu jam tanganku menunjukan pukul 06.30. saat itu Tini dating dengan mka sembab sambil menendang-nendang meja.
“Ada apa Tin kok tak seperti biasanya ?” tanyaku penasaran
“Huhh BT nanti aja sehabis pulang sekoalh aku critain” jawab Tini sambil memalingkan mukanya.
Hari ini adalh hari menyebalkan dan membosankan. Dari pelajaran pertama hingga akhir Tini tak mau bicar sepatah kata pun. Apa yang terjadi dengan nya apa soal cowok lagi.
Sore itu akhirnya dating ke rumah ku . dia menemuiku dan langsung memelukku menangis sejadi-jadinya.
“Ada apa Tin ko tak seperti biasanya soal cowok lagi atau kamu diputus sama dia” ucap Fitri sambil membelai rambut Tini
“Iya Fit kemaren adalh hari terburuk dalm hidupku. Hari sabtu kelabu” ucap Tini sambil menyeka air matanya.
“Kenapa dengan hari itu, santai aja yang lau biarlah berlalu”
“Fit aku udah putus sama cowok aku. Aku sekarang udah tak punya pacar lagi. BT banget nggak sih karena persoalan yang sepele. Dia salah paham waktu aku jalan sam kakak ku ke Mall dan di melihatnya”
“Ya udah Tin jangan nangis masih banyak cowok di dunia ini yang mau sam kamu” ujar Fitri lembut
“Ya tapi, kamu coba sekali aja pacaran rasanya nggak gaul kalu nggak pacaran” ucap Tini
“Ah…! Kenapa jadi ngomentaei aku. Terus Tin gimana rencana kamu selanjutnya” Tanya Fitri serius
“Aku mau nyari cowok lain aja. Masih banyak lelaki yang lebih baik dari dia”
“Good…good…! Itu baru namanya tenmen gue selalu bangkit dalam keterpurukan” uca[ Fitri sambil mengacungkan 2 jempol
“Makasih Fit kamu memang temenku yang paling baik” ucap Tini sambil berpelukan.

Hari berganti hari, menit berganti menit. Rasanya aku jenuh dengan kehidupan ini yang serba materialistic ini. Memang benar kata Tini kalau tak punya pacar itu BT banget. Dalam hatiku timbul peperangan yang cukup besar antara punya pacar dan tak punya pacar.
Ibuku dulu pernah berkata padaku “Fit jadilah mawar yang selalu mekar jangan pernah menjadi mawar lapuk yang sering diterpa gelombang kehidupan”. Kata-kata itu masih terngiang dalam hatiku kalu ingat kejadian-kejadian manis saat ibuku masih hidup. Setiap kali ingat kata-kata itu rasanya aku ingin menangis sejadi-jadinya. Ibuku meninggal karena 2 tahun lalu divonis dokter mengidap penyakit jantung stadium akhir dan akhirnya tak dapat ditolong.
Aku berjalan menuju sekolah ku sekitar 100 meter dari gerbang. Aku bertemu dengan Eca ngobrol asyik denganya. Sampai di gerbang aku berjalan dengan nya karena arah kelasku berbeda.
Di koridor aku bertabrakan dengan seorang cowok yang tak kukenal sebelumnya.
“Maaf-maaf mas aku buru-buru” jawabku cepat
“Oh nggak apa-apa kok” jawab cowok itu
Saat aku ingin mengambil bukunya yang jatuh tiba-tiba dia juga mengambilnya tangannya ada di atas tangan ku. Tanpa sadar ke dua mata kami bertemu saling berpandangan hatiku terasa tak karuan kala melihat tatapanya yang tajam. Sepersekian detik lamnya hanyalah aku yang terdiam tak mampu berkata apa-apa hanya mata kami yang saling bicara saat itu. Cowok itu tersenyum kepadaku aku jadinya salah tingkah. Aku juga membalasanya dengan senyuman.
“Ini bukumu taka pa-apa kan” Tanya cowok itu
“Nggak apa-apa kok” jawabku grogi
“Kenalkan nama saya Doni anak pindahan, kalau kamu siapa boleh kenalan nggak”
“Hmm..! nama saya Fitri” jawabnya malu-malu sambil menyodorkan tangan untuk mengenalkan diri.
“Nnam yang bagus” puji Doni
“Thanks Don”
“Ok saya ke ruang kepsek dulu yam au ngecek kelas ku ada dimana”
“Ok Don silakan” jawabku. Setelah itu ia pergi.
Dia akhirnya pergi juga. Rasanya perasaanku tidak ingin jauh dengan nya walupun hanya bertemu dengan nya 5 menit saja. Tapi, kenapa saat melihatnya jantungku berdetak dengan sangat cepat perasaanku meledak-ledak tak bias ku ungkap kan dengan kata-kata. Tiba-tiba muncul perasaan aneh yang merasuk dalam hatiku membuncah menjadi satu. Membuatku merasakan rasa gembira yang tak tertahankan.
Di kelas aku bertemu dengan Tini aku ingin menanyakan hubunganya dengan pacarnya yang lama.
“Tin gimana” tanyaku membuka obrolan
“Giman apa” jawab Tini samabil makan camilan
“Soal pacar kamu itu lho” jawabku
“O…! aku udah punya gebetan baru anak sebelah” jawab Tini sumringah.
“Siapa?” tanyaku penasaran
“Mau tahu. Itu lho Dendra”
“Selamat ya, traktir Tin” ucapku
“Ah aku lagi bokek besok aja ya”
“Beneran nih. Eh Tin tadi aku di koridor ketemu sama anak baru lho” ucap Fitri pelan
“Siapa…
Tak sampai dilanjutin ada guru yang udah masuk. Jam pertama adalh pelajaran Ekonomi guru nya asyik banget kalau ngajar.
“Anak-anak di kelas kalian ada murid baru” pekik Ibu dari depan.
“Siapa bu…!” jawab para siswa serentak
“Silakan masuk nak. Anak-anak dia namanya Doni anak pindahan dari kota semoga kelak menjadi temen baik kalian. Silakan Don kamu duduk di sebelah Fitri” ucap Ibu
“Terimakasih Bu” jawab Doni
“Hai, kita ketemu lagi dan ternyata kita sekelas”
“Ya…! Emang kita sekelas” jawab ku tersipu malu.
Hari ini memang berbeda dari yang biasanya. Mungkin kejadian tadi pagi yang membuatku lain. Yang membuatku tak mengerti saja perasaan aneh itu semakin membuncah dan tak terkendali perasaan apakah ini?. Aku lelah tak bias memikirkanya.
Aku terlelap.
***
“Ada apa Fit aku disuruh kemari mau ngelanjutin pembicaraan yang terpotong kemaren” Tanya Tini
“Iya. Tapi, udah lah kamu udah tahu kok”
“Maksudmu siswa baru itu emangnya ada apa?” Tanya Tini penasaran
“Iya, emang siapa lagi. Kemaren aku bertabrakan sama dia di koridor. Setelah kejadian itu setiap hari aku selalu memikirkannya lalu munculah perasaan aneh itu. Perasaan yang telah membuncah dalam hatiku melebur menjadi satu kesatuan yang utuh. Kemaren waktu aku bertabrakan dengan dia entah disuruh siapa aku memandang mata nya dan dia juga. Setelah itu tak bias kulukiskan apa yang terjadi selanjutnya” Tini yang mendengar curhatan Fitri sejak awal Cuma bias tertawa riang memandang ke arahku dengan tatapanya yang menggoda setiap kali dia menggelengkan kepala. Aku melihat tingkahnya menjadi heran.
“Kenapa sih malah tertawa” tanyaku sambil menyubit tangan Tini
“Akhirnya Fit. Kamu tahu apa perasaan yang kau sebut perasaan aneh itu. Itu adalah rasa cinta Fit dan kamu sudah mendapatkan yang engkau mau. Cinta itu kini telah memeluk mu erat jangan sekali=kali kamu lupakan genggam lah sampai kamu mendapatkanya” ucap Tini lembut.
“Masa sih aku jatuh cinta sama Doni. Jatuh cinta pada pandangan pertama. Lupain aja di\eh anggap aja tak pernah terjadi”
“Apa maksudmu Fit, kamu ini harus menjalani hidup ini Fit jangan anggap cinta anggap cinta itu tak pernah ada . cinta adlah salah satu siklus hidup manusia dengan cinta manusia dapay mengangkat duniadan harus kamu jalanin selama kamu hidup” ucap Tini serius.
“Aku tak mau mikirin, aku ngantuk mau tidur kamu tidur sini kan?” ucap Fitri sambil merebahkan tubuhnya di ranjang.
“Fitri…Fitri…! Kenapa sih kamu selalu begitu. Aku piker kamu udah dewasa dalam menjalani hidup. Ternyata bukan, esok kamu akan tahu akibatnya tunngu saja tanggal mainya” ucap Tini pelan kepada Fitri setelah ia tidur.
Aku semakin akrab saja dengannya mungkin karena aku semeja denganya. Samapai-sampai aku ke sekolah dijemput dengan dia. Dia orangnya memang baik enak diajak ngobrol bahakan dia juga senang membaca buku di perpus untuk mengisi waktu luangnya. Suatu hari dia sharing ke aku mengenai dirinya dan keluarganya dia memang orangnya terbuka. 1 bulan kenal sama dia aku sudah sering jalan denganya. Dengan perasaan yang campur aduk dan malu. Terasa disampingnya ku terasa melayang terbang tinngi tanpa batas ke langit yang penuh dengan bunga-bunga. Tubuhku gemetar jantungku deg-degan. Hidup rasanya aku dan dia yang ada dalam ala mini. Tapi, mengapa aku menjadi teramat amat sangat akrab dengan dia andai saja aku dapt melihat isi hatinya aku pasti akan tahu perasannya kepadaku seperti apa.
Apakah benar yang dikatakan Tini. Apakah ini yang dinamakan dengan cinta?. Ya minggu-minggu terkhir ini aku mulai suka padanya dan perasanku tak bias aku bohongi.
“Tin rasanya aku telah menemukan pasangan jiwaku” ucapku pada Tini suatu hari
“Apa kamu bilang katakana lagi aku belum jelas”
“Aku sekarang jatuh cinta Tin” pekik ku di hadapan Tini
“Hah…! Nggak salah tu katanya mau sekolah dulu nggak mau pacaran” ucap Tini mengejek.
“Ah nggak mau tahu pokokonya kalau jalan denganya rasanya seneng banget kayakanya nggak mau berpisah”
“Dasar Fitri baru pertama kali pacaran aja udah begitu. Eh kamu udah jalan ama dia belum?” Tanya Tini.
“Pernah, aku udah jalan denganya sekitar 3 kali dulu waktu jalan denganya sering menggandeng tanganku. Aku sih merasa aman aja dan nyaman denganya”.
“Sok romantic Fit” ejek Tini
“Ya gitu deh. Eh malam minngu dia ngajak aku ngedate lagi lho”
“Msak. Kemana?” Tanya Tini penasaran
“Nggak tahu juga mau keman”
“Dia kan ngajak kamu jalan yak an, mungkin dia mau nembak kamu kali” ucap Tini sambil menerawang.
“Ha nembak…!. Maksudnya”
“Aduh dasar kayak baru lahir aja kamu ini. Nembak itu maksudnya mau ngungkapin perasaannya ke kamu. Jelas!” ucap Tini sambil mengerak-nggerak kan tanganya. Setelah mendengarkan ucapanya Fitri rebah ke ranjang tak percaya dengan ucapan Tini.
“Kenapa Fit kok gitu”
“Nggak mungkin dia mau nembak aku”
“Mungkin aja”
“Nggak mungkin”
“Mungkin Fit kamu kok pesimis gitu” ucap Tini serius.
“Aku capek tidur aja” ucap Fitri lemah.
Rupanya udah larut malam waktu Tini melihat jam tangan nya. Ia tidak pulang karena ngobrol asyik berdua dengan Fitri. Beberapa lama kemudian kedua orang itu telah terlelap di peraduanya yang panjang memimpikan kekasih mereka.
***
Pulang sekolah rasanya penat dan lelah . untuk menghilangkan rasa itu aku minum air sebanyak mungkin biar bersemangat lagi. Aku merebahkan diriku ke pembaringan merasakn nikamtanya kebebasan dan menghilangkan rasa penat yang menggelayuti tubuhku.Hari ini malam minngu, malam yang kaya orang penuh dengan nuansa cinta dan kebahgiaan.hari ini aka nada kejadian yang penting dalam hidup ku. Yaitu ngedate dengan seseorang yang aku cintai di rumah nya nanti aku di surauhnya kesana. Jam 8 malam aku harus dating ke rumahnya untuk menyambut undangan makan malam. Aku tidak tahu pa yang akan terjadi denganku nanti. Apakah yang akan di katakana Tini akan menjadi kenyataan. Aku telah memantapkan hatiku bial semua itu terjadi aku akan menerimanya dengan setulus hatiku.
Aku menggunakan gaun pink bermotif bunga yang indah corakanya membuat diriku semakin cantik. Untuk menambah kecantikanku aku memakai sepatu hak tinngi rambutku aku gerai biar kelihatan menawan. Di kaca aku melihat diriku sendiri yang Nampak berbeda dari biasanya. Tini yang mendandaniku aja Nampak kagum melihatku.
“Aku tak menyangka Fit kamu bias secantik kayak gini” ucap Tini sumringah
“Ah kalu menurut aku sih biasa aja” ucap nya merendahkan diri sambil merapikan bajunya.
“Sok merendah liat aja nanti Doni pasti akan tunduk padamu. Sekarang berangkat tu jemputanmu udah dateng”
Beberapa lama kemudian aku sudah sampai di rumah Doni dengan langkah gontai aku melangkah ke rumahnya. Langkahku mendekati halaman rumahnya jalan di kiri kanan ku banyak ditumbuhi bunga-bunga yang indah dan lampu yang menilaukan mata . setelah sampai di pintu aku sudah ditunngu oleh pembantunya katanya disuruh ke kolam renang belakang rumah.
Aku terpana, terperanjat dan termangu setelah sampai di kolan. Kolam yang indah dan sejuk membuat suasana menjadi sangat romantic di hiasi dengan lampu yang temaram. Di atas kolam terdapat tulisan dari lilin-lilin yang berbunyi I LOVE YOU. Di sebelah kiri terdapat rangkaian bunga yang berbentuk hati. Sekitar 1 meter sebelah kanan terdapat meja yang dihiasi bunga warna warni dengan lilin-lilin kecil yang menyertainya. Perasan itu tiba-tiba muncul perasaan yang membuatku gemetar.
Doni akhirnya dating juga stelah aku menuggu cukup lama. Ia menggunakan kemeja berwarna putih dan celana panjang levis biru. Aku terpesona denganya ia Nampak cakep mnggunakan pakaian itu.
“Sudah lama Fit” ucap Doni membuka obroalan sembari duduk
“Belum” Jawabku singkat.
Aku sempat tersentak kala tangan Doni tiba-tiba menyentuh jari jemariku lalu menggenggam nya.
“Aku mau terus terang aja ama kamu. Aku mencintaimu sejak aku bertabrakan dengan kamu di koridor sekolahan dulu. Aku mencintaimu cinta pada pandangan pertama. Fit maukah kamu menjadi peri kecilku yang setiap saat menemaniku dalam suka maupun duka. Aku akan selalu memberimu cahaya cinta abadi yang akan terus bersinar sepanjang masa. Fit akulah pangeran berkuda mu yang selalu engkau tunggu setiap waktu.”
Aku tertegun memikirkan apakah aku aku akan menerimanya dan pakah cintanya akan tulus.
“Aku ingin bertengger di hatimu pangeran berkuda putih ku” jawabku malu-malu.
Hingar binger cintapun mulai tumbuh dan memancar dari wajah Doni. Benih-benih cintapun tumbuh. Mereka mulai merasakan indahnya kebersamaan ia memeluku mesra dalam dekapanya kurasakan getaran-getaran yang cukup hebat yang memancar dari jiwaku. Kehangatan tubuhnya memancar bak malaikat yang dengan seribu sayap nya dapat membuat cahaya berkilauan menyebar ke penjuru alam dengan kekuatan cinta sejati. Aku merasakan nikmatnya ciuman pertamaku padanya. Ciuman yang sangat mesra dan tak kan pernah terlupa. Kulumlah bibirku wahai kekasihku cintilah aku dengan sepenuh hatimu.
***

Aku sudah meraskan nikamtnya bercinta. Cinta memang indah tak bias diucapakan dengan kata-katatapi hanya dapat diucapkan dengan bahasa langit. Dulu aku pernah berucap pada Tini aku tak ingin bercinta, tapi sekarang sudah lain. Cintalah yang mengalahkan hatiku. Aku juga teringat tentang kata-kata ibuku yang dulu. Akan kujadikan tameng untuk perhiasan cintaku.
Dan inilah cinta.
Klaten,31 Desember 2006

Tidak ada komentar: