Aku mulai tak mengenal dirimu semenjak hari itu, semenjak engkau luruh bersama bait yang luruh di pelukanmu, semenjak sayap asing itu muncul perlahan lahan dalam hidupmu. Aku rindu ketika waktu pertama berjumpa, ketika engkau malu malu bertanya tentang tetek bengek semua kehidupan. Semua serasa begitu sempurna ketika aku menjadi orang yang selalu kamu percaya mebisikan seluruh kata kata magis ke dalam pikiranku. Aku juga rindu ketika kita selalu menenggelamkan kata kata menjadi bernyawa dan meluruhkanya dengan bait bait yang memikat.
Aku mulai tak mengenal dirmu semenjak sayap asing itu mendiami hati dan pikiranmu. entah apakah dia selalu membuatmu mabuk akan kata katanya atau dia hanyalah sesosok pangeran tampan yang seharusnya kamu jauhi, yang seharusnya tidak kamu cintai. Kamu lain, kapan kita akan menyenandungkan bait bait puisi itu lagi sambil menatap senja yang selalu indah. Aku kira semuanya sudah sirna, kamu terlalu sibuk dengan semua yang ada sekarang. Kamu orang asing yang aku kenal.
Tapi, ini semua salahku SEMENJAK HARI ITU aku mulai mundur teratur tanpa goyah sekalipun, tanpa ada rasa takut yang terus menggrogtiku. Aku salah, akulah yang melakukanya.
Tapi, maukah kamu kembali seperti dulu biar aku mengenalmu kembali, kita akan berteman. Menanyakan tentang tetek bengek kehidupan dan bermain kata bersama.
Itu saja hanya tak lebih dan tak kurang. Aku tak ingin kamu membacanya. cukup disini saja. bahkan tulisan ini tak akan pernah terbaca. Hingga entah.
Karena kamu tak mengenal diriku.
Aku mulai tak mengenal dirmu semenjak sayap asing itu mendiami hati dan pikiranmu. entah apakah dia selalu membuatmu mabuk akan kata katanya atau dia hanyalah sesosok pangeran tampan yang seharusnya kamu jauhi, yang seharusnya tidak kamu cintai. Kamu lain, kapan kita akan menyenandungkan bait bait puisi itu lagi sambil menatap senja yang selalu indah. Aku kira semuanya sudah sirna, kamu terlalu sibuk dengan semua yang ada sekarang. Kamu orang asing yang aku kenal.
Tapi, ini semua salahku SEMENJAK HARI ITU aku mulai mundur teratur tanpa goyah sekalipun, tanpa ada rasa takut yang terus menggrogtiku. Aku salah, akulah yang melakukanya.
Tapi, maukah kamu kembali seperti dulu biar aku mengenalmu kembali, kita akan berteman. Menanyakan tentang tetek bengek kehidupan dan bermain kata bersama.
Itu saja hanya tak lebih dan tak kurang. Aku tak ingin kamu membacanya. cukup disini saja. bahkan tulisan ini tak akan pernah terbaca. Hingga entah.
Karena kamu tak mengenal diriku.