Kamis, 26 September 2013

Kakek Jenius



Pagi itu sebuah kabar datang tak disangka dan sangat mengejutkan keluarga kami. Sebuah telepon berdering berpuluh – puluh kali sebelum ibuku mengangkatanya, sebelum ibuku menjatuhkan teleponya lalu pingsan.
***

Keningnya selalu berkerut wajahnya yang tua tak mengendorkan semangatnya untuk bangun pagi. Ia selalu duduk di sana pada sebuah halaman panti yang luas itu. Hobinya di pagi buta seperti ini selalu sama, duduk di kursi malas sambil menikmati segelas teh yang selalu disediakan oleh petugas panti. Salah satu kegiatan favoritnya mengisi TTS, baginya itu adalah hal yang sangat menyenangkan. Lebih menyenangkan dari cucu dan anak – anaknya yang tidak pernah menjenguknya ke panti. Walaupun umurnya sudah 90 tahun. Tapi, ia tidak pernah merasakan pikun ia menganggap dirinya lebih jenius dari Einstein. Bahkan dalam seminggu ini ia sudah menghabiskan 25 buku TTS yang terus diisinya sampai habis. Sampai pada suatu hari penjaga panti merasa kakek ini sangat jenius.
“ Kakek, apasih enaknya mengerjakan TTS ini” Tanya petugas panti.
“ Kamu belum saatnya untuk tahu. Bukan saya senang karena gambar sampulnya diisi oleh para gadis – gadis yang telanjang itu. Tapi, belajar tidak harus di sekolah kan?” Ucapnya sambil membenarkan letak duduknya.
Sudah seminggu ini TTS yang dikerjakannya belum selesai juga. Entah apa yang dipikirkanya, sebuah pertanyaan yang sangat sulit untuk dijawabnya. Minggu – minggu ini perilakunya juga sangat aneh selalu mondar – mandir tidak jelas dari kamar satu ke kamar lainya; dari teras satu ke teras lainya. Ia bingung bukan karena dia kangen dengan cucu dan anaknya. Barangkali jika ia menjawabnya akan terjadi sesuatu pada dirinya.
Malam itu, panti gempar semua orang berteriak tak jelas. Seperti kesurupan tapi bukan kesurupan. Semua tertuju pada kamar kakek, kamar yang dipenuhi oleh buku TTS itu sekarang ramai. Orang – orang berkerumun melihatnya , mereka sepertinya takut untuk menyentuhnya. Kakek paling jenius itu mulutnya mengeluarkan darah. Tangan kanan nya masih memegang pensil sementara buku TTS nya juga berlumuran darah. TTS sudah terisi penuh. Namun, ada yang janggal kala itu. Empat kotak mendatar sudah terisi. MATI.

Rabu, 11 September 2013

PEDAS EVENT VII - Lomba Menulis Fiksi Mini (LMFM)

PEDAS EVENT VII - Lomba Menulis Fiksi Mini (LMFM), DL: 30 Sept 2013, Pukul 21.00 WIB


Hai, Sobat PEDAS!

Grup PEDAS kembali menggelar satu program besar, yaitu PEDAS EVENT VII - Lomba Menulis Fiksi Mini (LMFM). Kali ini kami mencari 120 naskah fiksi mini untuk 3 kategori. Jadi, akan dipilih 40 naskah dari tiap kategorinya. Naskah akan diterbitkan menjadi buku secara indie oleh PEDAS Publishing.


TEMA: BEBAS (tema apa saja boleh, sesuai kategori yang dipilih)


KATEGORI:

A. Genre Horor (Kode GH)
B. Genre Romantis (Kode GR)
C. Genre Komedi (Kode GK)


Syarat Administrasi:

1. Anggota Grup PEDAS-Penulis dan Sastra >> https://www.facebook.com/groups/Pedas2011/ (wajib);

2. Follow Blog PEDAS >> https://www.sobat-pedas.blogspot.com (jika punya blog);

3. Follow Twitter @mamavanenbas dan @pedascabe (jika punya Twitter);

4. Like FanPage PEDAS >> https://www.facebook.com/PedasPenulisDanSastra  (wajib);

5. Share/tag/mention informasi ini minimal ke-10 sahabat FB-mu (wajib). Lebih banyak lebih bagus.



Syarat Teknis:

1. Tiap peserta boleh mengikuti semua kategori, maksimal 1 naskah tiap kategori;


2. Naskah cerita diketik menggunakan Microsoft Word (2003/2007), jenis kertas A4, jenis huruf Arial 12 pt, spasi 1,5, justify, dengan batas atas-bawah-kiri-kanan 3 cm;


3. Panjang cerita: 250--400 kata (di luar judul dan biodata) >> tidak boleh kurang dari 250 kata tidak boleh
lebih dari 400 kata!


4. Naskah merupakan karya sendiri (bukan saduran, apalagi copas/plagiat milik orang lain!). Belum pernah dipublikasikan lewat media apa pun. Jika pernah dimuat di blog pribadi, harus ditulis ulang, tidak boleh persis sama.


5. Naskah tidak sedang diikutkan lomba lain.


6. Tidak diperkenankan memasukkan unsur SARA dan porno.

7. Naskah harus dilengkapi dengan judul di awal naskah.

Di akhir naskah tuliskan biodata, terdiri atas:

- Nama asli: .... (wajib)
- Nama pena: ..... (kalau ada)
- Nama dalam buku: .... (wajib)
- Nama dalam sertifikat: .... (wajib)
- Akun Facebook: .... (wajib)
- Alamat e-mail:...(wajib)
- Akun Twitter: ....(kalau ada)

Jadi, naskah dan biodata semua ditulis dalam satu file (tidak dalam file terpisah!).


Tidak perlu cantumkan foto di dalam naskah.


8. Naskah dikirim dalam bentuk lampiran (attachment), bukan di badan e-mail. Badan e-mail kosongkan saja. Kirim naskah ke alamat e-mail berikut, sesuai kode kategori yang diikuti:

- GH, ke e-mail: pedas_edib@yahoo.com
Cc: pedas2012@rocketmail.com

- GR, ke e-mail: pedas_friscasanty@yahoo.co.id
Cc: pedas2012@rocketmail.com

- GK, ke email: kiky_pedaszone@yahoo.co.id
Cc: pedas2012@rocketmail.com


9. Subjek/judul e-mail: PEDAS Event VII – Kode kategori – Nama penulis

   Contoh: Pedas Event VII – GH – Elisa Koraag


10. Tenggat waktu (deadline): 30 September 2013, Pukul: 21.00 WIB


PERHATIKAN: 

1. Cc ke pedas2012@rocketmail.com adalah wajib dan harus dikirim sekaligus bersama e-mail utama. Tidak kirim Cc, otomatis peserta dianggap gugur.

2. Tidak melayani pengiriman ulang e-mail dengan alasan revisi atau ada yang kurang/salah di dalam naskah. Kirim e-mail cukup satu kali.

3. Kecuali apabila ternyata e-mail tidak sampai ke panitia, boleh kirim ulang dengan catatan harus forward dari e-mail yang dikirim sebelumnya, bukan berupa e-mail baru (sebagai bukti sebelumnya memang sudah pernah kirim tapi tidak sampai).


Unsur Penilaian:

1. Kelengkapan syarat administrasi: 15%

2. Kelengkapan syarat teknis: 15%

3. Kesesuaian tema: 20%

4. EYD dan tata bahasa: 25%

5. Isi/jalinan cerita: 25%.



Jadwal:

- Periode lomba: 10--30 September 2013

- Update peserta: 20 September dan 2 Oktober 2013 (dua kali)

- Penilaian: 2--14 Oktober 2013

- Pengumuman pemenang dan kontributor terpilih: 15 Oktober 2013.



Hadiah untuk tiap kategori:


Juara I:
Sertifikat cetak, Pulsa 50 ribu, 1 eksemplar buku bukti terbit, Voucher Paket II PEDAS Publishing senilai Rp 300.000;

Juara II:
Sertifikat cetak, Pulsa 25 ribu, 1 eksemplar buku bukti terbit, Voucher Paket II PEDAS Publishing senilai Rp 200.000;

Juara III:
Sertifikat cetak, Pulsa 25 ribu, 1 eksemplar buku bukti terbit, Voucher Paket I PEDAS Publishing senilai Rp 150.000.

Semua kontributor mendapatkan Voucher Rp 100.000 untuk Paket II PEDAS Publishing.

Semua kontributor mendapatkan e-certificate.

* Masa berlaku semua hadiah paket penerbitan maksimal 6 bulan.


Harga Paket PEDAS Publishing bisa di cek di: http://sobat-pedas.blogspot.com/2013/06/pedas-publishing.html.


Karena diterbitkan secara indie oleh PEDAS Publishing, tidak ada royalti, tapi setiap kontributor berhak mendapatkan potongan harga Rp 6.000 (sebagai ganti royalti) untuk setiap buku yang dibeli.


Update peserta dan informasi seputar lomba bisa dicek di Grup PEDAS dan FanPage PEDAS.


Salam,
TIM DAPUR PEDAS

Kamis, 25 Juli 2013

Mengenang 91 tahun Lahirnya Si Binatang Jalang

91 tahun lalu tepatnya Medan 26 Juli 1922 seorang anak manusia lahir. Kelak dia akan menjadi seorang sastrawan dan pelopor besar di bidang sastra indonesia yaitu pelopor 45 dengan tema yang sangat menggebu - ngebu. Julukanya adalah si binatang jalang dari karyanya yang berjudul Aku), adalah penyair terkemuka Indonesia. Ia diperkirakan telah menulis 96 karya, termasuk 70 puisi.

Dalam Hidup nya dia adalah seorang penyair yang  asing dan terpinggirkan dengan karya - karyanya yang katanya menjiplak dengan karya orang luar negeri. Tapi, hal itu dibantah oleh CA sendiri dengan pendirianya yang teguh dan kuat. Pada umur 18 tahun dia keluar dari sekolah MULO ( Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) karena pada umur 15 tahun ia sudah bertekad menjadi seorang seniman. Bahkan kehidupan cintanya juga tak mulus.

'Jalang'-nya puisi Chairil juga sebuah perlawanan thd garis kebijakan penjajahan Jepang, yg menjadikan seni alat propaganda.Chairil mendobrak itu, sbg Revolusi mendobrak 'jaman normal'. Sebab di balik ke-normal-an itu, ada represi.

Menurut STA, "Sajak2 Chairil Anwar sekadar rujak belaka: bagus utk menghilangkan kantuk tp kl dimakan berlebihan bikin perut mulas." :). Tapi,  Di luar kisah cintanya, kontroversi karyanya, dsb, Chairil diakui sebagai penyair besar hingga hari wafatnya diingat sebagai Hari Sastra.

Ia meninggal pada umur 26 tahun pada tanggal 28 April 1949 disebabkan karena ia sering mabuk mabukan dengan hidupnya yang tidak teratur.Dia memang telah mati tapi dia selalu hidup di diri kita masing masing. Cita - citanya sudah terkabul ingin hidup 1000 tahun lagi bukan dengan fisiknya tapi dengan karya - karya besarnya yang ia ciptakan.

Demikian  sekelumit cerita saya tentang chairil anwar karena saya memujanya karena saya adalah mencintaiya dengan berbagai karya - karya yang ia miliki.






Sabtu, 29 Juni 2013

Menulis Itu menyehatkan lho.

Ayo Menulis!"

"Orang yang memiliki kebiasaan menulis memiliki kondisi mental lebih
sehat dibandingkan dengan mereka yang tidak melakukannya. "
-- James Pennebaker, Ph.D., dan Janet Seagal, Ph.D., University of
Texas, Austin, dalam Journal of Clinical Psychology.

"AYO BELAJAR!", begitulah perintah orang tua terhadap anaknya ketika
sang anak ketahuan sedang asyik menonton televisi atau bermain game.
Kalimat generik dari orang tua mana pun, bahkan hal serupa pernah
kita alami ketika kita masih kanak-kanak. Namun, rasanya kita jarang
mendengar atau bahkan tak pernah ada orang tua yang menyuruh anaknya
untuk menulis? "Ayo menulis!", pernahkah Anda mendengarnya?

Betul, menulis. Tak lazim memang perintah itu. Bagi anak-anak yang
masih terbatas kemampuan menulisnya pasti akan mendelik. "BT ah"
mungkin kalimat itu yang akan keluar dari mulutnya. Lagi pula,
jangankan anak-anak, orang dewasa pun pasti akan kesulitan untuk
diberi perintah seperti itu. Menulis?

Betul, menulis. Sederet kalimat akan meluncur. Bila semua orang bisa
menulis, tentu negeri ini akan penuh dengan karya sastra. Mungkin
juga sastra tidak akan ada lagi, kalau semua orang bisa menulis,
apalagi dengan kalimat yang indah dan berirama layaknya pujangga.
Menulis memerlukan keterampilan tersendiri. Benarkah demikian?

Tidak juga sebenarnya. Pada dasarnya setiap orang dapat melakukan
kegiatan tulis-menulis, bahkan secara menyenangkan. Tak ada
keterampilan atau keahlian khusus dalam menulis. Anda mungkin
mengenal nama Rachmania Arunita. Dia adalah perempuan muda pengarang
novel remaja best seller, `Eiffel, I'm in Love'. Rachma mengaku pada
awalnya tidak suka menulis. Tapi ketika guru bahasa Prancis
mewajibkan murid-muridnya untuk membuat sebuah karangan, dia mulai
ketagihan menulis. Rachma berkisah, awalnya ia sering melakukan
plagiat alias menjiplak tapi ketahuan. Rachma pun kena omel dan
dihukum untuk membuat PR mengarang. Tak diduga, hasil karangannya
mendapat acungan jempol gurunya bahkan dipuji di depan kelas. Mulai
dari situ Rachma pun ketagihan menulis hingga akhirnya ia menelurkan
novelnya yang ternyata meledak di pasaran. Bahkan kemudian diangkat
dalam film dengan judul yang sama.

Persoalan lain yang kerap mengganggu proses menulis adalah soal
mood. Lainnya? Fasilitasnya tidak tersedia dengan lengkap, seperti
komputer, laptop atau lainnya. Ah, itu sih alasan klasik. Lihatlah
Agatha Christie, pengarang novel misteri terkenal. Anda mungkin bisa
membayangkan susahnya orang menulis saat itu, di zaman tahun 1920-
1930an. Namun dengan segala keterbatasan peralatan, lahir novel-
novel berkelas dunia dari Agatha Christie, Ngaio Marsh, Sir Arthur
Conan Doyle dan seabreg pengarang top lainnya.

Jadi sesungguhnya yang paling penting untuk menulis ialah niat dari
awalnya. Kesungguhan tanpa dimulai dengan niat pada awalnya, tentu
tak akan terlaksana dengan baik. Orang bijak bilang bahwa cara yang
paling sederhana untuk menumpahkan isi hati dan pikiran adalah
dengan menulis, karena bila tidak, ia seperti sebuah saluran, suatu
saat tersumbat dan meledak.

Seorang wanita bernama Dewi Hermayanti dalam suatu milis
menceritakan unek-uneknya. Dewi mengatakan, "Kadang-kadang perlu
rasanya untuk mengeluarkan apa yang ada di hati lewat tulisan.
Apalagi rasanya sudah menyesak di dada. Cuma apa yang harus ditulis,
bingung tidak tahu mau nulis apa, tapi rasanya memang perlu
menulis. Aneh memang. Tapi begitulah, Andai saja otak kita punya
tombol print mungkin gampang saja mengeluarkan isi otak kita.
Tinggal pencet print terus select subject, langsung keluar deh apa
yang mau kita ungkapkan dalam tulisan. Sayang, otak kita cuma bisa
memerintah si tangan untuk bergerak sesuai yang diperintahkan. "

Terkesan dengan unek-unek tersebut, Pak Hernowo dari Penerbit Mizan,
menanggapi posting Ibu Dewi. Dia pernah melakukan studi kecil-
kecilan tentang kegiatan menulis. Selama melakukan studi itu, nah
ini yang penting, ia kemudian bertemu dengan Psikolog Pennebaker
yang menganggap menulis dapat mengatasi depresi. Menulis itu dapat
menyehatkan tubuh dan jiwa. Pennebaker meniru tradisi confession
dalam agama Katolik dan menerapkannya pada pembuatan catatan harian.
Bahkan seorang penulis kondang, Fatima Mernissi, juga bilang bahwa
menulis setiap hari dapat mengencangkan kulit wajah. Hernowo pun
bercerita bahwa ia bertemu dengan ahli linguistik bernama Dr.
Stephen D. Krashen. Penelitiannya menunjukkan bahwa menulis dapat
memecahkan problem-problem diri. Katanya, menulis itu menata
pikiran. Jadi, kalau kita dapat menata problem kita, bisa jadi
problem kita bisa hilang. Dan dia juga membuktikan bahwa menulis dan
membaca itu tidak dapat dipisahkan. Membaca itu memasukkan, dan
menulis itu mengeluarkan. Demikian Hernowo menjelaskan dalam
postingnya.

Keampuhan menulis tidak saja dialami Hernowo dalam penelitian kecil-
kecilannya itu. Dari seberang sana, tepatnya di Amerika Serikat,
Joshua M. Smyth, psikolog dari Syracuse University lebih jauh lagi
menyatakan menulis dapat menghasilkan perubahan pada sistem imunitas
dan hormonal dalam merespons beban stres, dan meningkatkan hubungan
dan kemampuan kita menghadapi stres.

Contohnya, ada juga. Dia adalah Debra Van Wert, 44 tahun, dari
Rochester, New York, setelah menderita Pre-Menstrual Syndrome (PMS)
atau sindrom menjelang menstruasi selama lebih dari satu dekade,
Debra mulai mencatat gejala-gejala yang dialami tubuhnya. Debra
mengatakan, "Dengan membuat catatan, saya dapat mengantisipasi fase-
fase hormonal dan mengidentifikasi minggu kapan saya berada pada
kondisi paling fit dan paling buruk."

Kegiatan menulis tidaklah dimaksudkan untuk menjadi sastrawan besar,
tapi paling tidak punya manfaat bagi kesehatan. Sebagaimana dikutip
dari Majalah Reader Digest Indonesia, April 2005, berikut adalah
sejumlah keuntungan dari menulis:

MENGURANGI BERAT BADAN. Para peneliti dari Women's Health
Initiative menarik kesimpulan bahwa catatan harian tentang makanan
yang dikonsumsi membantu menimbulkan kesadaran tentang konsumsi
kalori dan asupan lemak. Dan jika Anda mengetahui seberapa banyak
yang telah dilahap, akan lebih mudah menguranginya.

MENINGKATKAN KUALITAS TIDUR. Ilmuwan di Temple University menemukan
bahwa wanita yang menuliskan pengalaman traumatisnya – seperti
pemerkosaan atau kecelakaan lalu lintas yang parah - ternyata jarang
mengalami sakit kepala, susah tidur, dan gejala depresi dibandingkan
mereka yang tidak mau menuliskannya.

MELAWAN PENYAKIT. Berdasarkan sebuah penelitian pada tahun 2002 di
Ben-Gurion University, Israel, disimpulkan bahwa mereka yang
menuliskan sebuah kejadian yang menjadi beban pikiran, akan
mengurangi frekuensi kunjungan mereka ke klinik pengobatan selama l5
bulan ke depan.

MENGURANGI STRES. Sebuah studi di Chicago Medical School menemukan
bahwa ketika penderita kanker yang kurang diperhatikan keluarganya
menuliskan tentang penyakit yang diderita selama 20 menit setiap
hari, mereka jadi jarang mengalami stres selama enam bulan
berikutnya.

Nah, mengapa Anda tidak menyiapkan pulpen dan kertas untuk mulai
menulis sejak sekarang. Karena ternyata menulis bukan hanya
menyenangkan, tapi juga menyehatkan lahir dan batin. Bahkan bisa
jadi Anda dapat menangguk untung karenanya. Dan, jangan lupa, bila
suatu saat Anda sakit, setidaknya satu resep sudah di
tangan: "menulis". Ini bukan sekedar lelucon. Penelitian telah
membuktikannya. So, tunggu apa lagi? Ayo Menulis!

Rabu, 15 Mei 2013

Hari ke 30 : Keluarga Baru

Ini mungkin sudah 1 bulan, mungkin dari 60 hari kebersamaan kita. Segala rasa yang kita lalui akan menjadi sebuah kengangan tak akan terlupakan. Asem, manis, pahit dan segalanya itu adalah penikmat untuk hari yang kita lalui bersama. Jika pertemuan itu perlu dirayakan maka rayakanlah.

Dari sini saya selalu ada ketakutan - ketakutan ketika nanti KKN ini sudah selesai. Tak akan pernah lagi jemput - jemputan sama paketu, Dengar kata sesak dari Rizka, judesnya si Raisha atau kekonyolanya Sudar serta Mbak Septi yang kadang kadang suka nelpon dengan gaya khasnya. Tentunya dengan gayanya Mbak Tin dengan sifat keibuanya atau sok santainya Tyo. Mungkin yang paling ngena disini ialah tingkah polah sigung - sigung nakal anak - anak kecil disana. Ah semuanya bakalan menjadi cerita yang tak akan pernah usai jika diceritakan.

Satu bulan kita bersama anggap saja ini adalah keluarga baru. Keluarga yang mempunyai berbagai macam sifat yang mungkin tidak kita ketahui sebelumnya. Keluarga yang harmonis tanpa ada permusuhan karena perdamain akan selalu tercipta ya hanya untuk kita dan selamanya. Keluarga ini akan tercipta selamanya hingga entah dan enyah.

Jika kita tua nanti dan hidup masing masing maka ingatlah hari ini

Tiup lilin huuffttt

Cerita ini belum usai

Kamis, 09 Mei 2013

Hari Ke 23 : Masalah Selalu Membuat Kita Lebih Dewasa

Ini hari ke 23 ( Mungkin ) dari 60 hari kita KKN. Sebuah perjalanan panjang untuk kita. Suatu proses yang harus di jalani untuk mencapai ke level berikutnya. Tepatnya mungkin sudah 3 bulan kita bersama saling berbagi satu sama lain. Saling merasakan bareng - bareng apa yang dinamakan dengan kerja cerdas dan kerja keras. Bosan, flat, mood - moodtan, marah, kesal, bahagia, menangis, bercandaan bareng dan gila - gilaan semua telah menjadi satu. Satu yang tak akan pernah terlupakan. Capek hati, pikiran dan tenaga itu mungkin sudah kita rasakan tiap hari tinggal kita yang bagaimana mengatur itu semua.

Dari 3 bulan kebersamaan mungkin kita belum mengenal satu sama lain, dari ke 9 orang ini mempunyai watak yang berbeda beda. Sekali lagi menyatukan visi itu memang sulit. Tapi, kita harus mencobanya dengan saling mengerti dan memahami satu sama lain. Jika aku tahu pasangmu pasti kau juga akan tahu surutku bukan? Tentu saja.

Ini hari ke 23. Pelajaran yang kita dapatkan disini ialah, ketika bendungan ini tidak bisa menampung segala masalah maka akan jebol dan pecah. Nah ketika kita ada suatu konflik antara satu dengan yang lain seharusnya kita jangan memendam, kelurkan saja. Cara terbaik ialah :
Jika menangis itu menguatkan maka menangislah sejadi jadinya atau berteriak sepuasmu. Bila itu memang bisa meluruhkan seluruh masalah yang ada di dirimu. Menangislah.
Semua masalah atau konflik yang kita lalui akan membuat kita bertambah dewasa menyelesaikan masalah dengan kepala dingin bukan dengan ngambek yang berhari hari atau membuat semuanya begitu beda dengan hari hari lainya. Kawan kita tak akan pernah benar benar akrab dan saling mengenal ketika kita memang belum terjatuh.
 Memaafkan saja tidak cukup butuh tindakan yang nyata untuk itu semua

Cerita ini belum usai

Selasa, 30 April 2013

Hari ke 14: Melayani Masyarakat

Akhirnya dengan jalan yang kita lalui bersama 2 minggu telah kita lalaui bersama. Banyak pelajaran yang kita dapatkan dari KKN ini. Melayani masayarakat dengan sepenuh hati walaupun banyak juga yang sering mengeluh, mungkin dengan keterbatasan yang ada dalam diri kita. Sehingga apa yang kita perbuat tidak maksimal. Mulai dari ibu - ibu yang memaksa kita ke rumahnya sampai kerja rodi pembuatan bendera yang lumayan menguras tenaga. Tak usah mengeluh, menurut saya karena kita hidup di dalam masayarakat itu sendiri otomatis kita juga harus melebur menjadi satu, Melayani masyarakat dengan sekuat tenaga kita kan? Walaupun kita juga sibuk dengan proker masing - masing. Asal jangan minta uang hahaha

Jalan masih panjang mari kita satukan visi masing - masing. Untuk melebur tidak harus sama kan? Mari saling bergenggaman erat anggap saja kita satu tubuh. Jika satu badan sakit maka yang lain ikut sakit. Dan mari saling menyayangi dan saling mencintai satu sama lain, karena dengan itu kita bisa enjoy melaksanakan tugas tugas yang ada di hadapan kita.

Jangan pernah berjalan sendirian
Mari berjalan beriringan
Genggam erat
Jangan terlepas


Cerita ini masih belum usai.

Minggu, 28 April 2013

Hari Ke 12: Ini tentang sebuah pembelajaran

12 hari sudah berlalu (mungkin) dari 60 hari yang ada. Semua cerita yang telah dilalui adalah sebuah pembelajaran hidup. Hari ke 12 itu tentang sebuah cerita yang akan saya ingat terus menerus. Sebuah kelalaian dan rasa capek karena aktifitas dari pagi sampai malam yang menguras tenaga, otak dan pikiran. Pokoknya segalanya.

Hari minggu dimulai dengan stamina yang sangat maksimal sekali walaupun harus bangun jam 4 subuh. Hmm saya jadi ingat waktu P2K 1 tahun lalu,sewaktu saya jadi panitia sih, nah KKN ini juga mirip seperti itu kali ya.Langsung saja, hari minggu pagi dimulai dengan jalan sehat se kelurahan purbayan. Saya rasa unit kita mau diikutkan bareng teman - teman yang ikut jalan - jalan. Ternyata oh teryata kita seperti panitia sie konsumsi yang membagikan snack ke peserta yang ikut jalan - jalan. Mungkin karena kita datang terlalu pagi dan mahasiswa paling kece kece kali ya, maka nya kita dijadikan panita dadakan hehehe.

Siangnya anak anak pulang ke kos masing masing dan sempat mampir di posko istirahat dan makan sebentar. Karena saya merasa masih mengantuk sampai di kos tidur walaupun hanya sekitar sejam lamanya. Sorenya KKN dimulai dengan segala kegiatan yang memang agak sedikit selo karena tidak ada bimbel. Malamnya dimulai dengan rapat muda mudi dengan agenda pembentukan panitia jalan sehat se RW 10. 2 jam lamanya akhirnya selesai dan pulang.

Nah cerita belum usai waktu itu pulang dengan memakai motor Sudar ( Bukan nama sebenaranya hahaha) Entah kenapa setelah mengisi bensin di sekitar jalan batikan saya merasakan ada yang aneh dengan motor itu. Pokoknya motornya gak enak banget deh ah, bunyi tretek tretek atau apalah itu saya gak tahu. Setelah sekitar 100 meter dari ngisi bensin tiba tiba entah karena saya sudah capek atau ngantuk. Saya gak lihat jalan berlubang, otomatis saya mengerem dengan sekuat tenaga saya agar tidak jatuh. Dan braakkkkk saya tidak bisa mengendalikan itu semua, saya benar benar jatuh untung saja ada belakang tidak ada motor yang ngebut atau apalah. Dan posisinya waktu itu saya gak pake helm sama sekali. Tapi, kerenya lagi saya cuma lecet - lecet dan luka di bagian dagu.

Terimakasih buat yang menolong saya. Saya lupa belum mengucapkan terimakasih sama mereka. Terimakasih juga buat Pak Ketua sama Sudar yang juga telah membantu saya, pokoknya kalian hebat. Untuk Sudar, saya minta maaf ya telah membuat motornya lecet lecet, gak tahu juga itu motornya atau motor teman nya.

Cerita ini belum usai.

Pesan dari semua ini adalah: Hati - hati dan tetap Fokus

Selasa, 23 April 2013

Hari ke 7: Tentang sebuah ketakutan

Di hari ke 7 mungkin segalanya telah berubah. Segala ketakutanku telah terpampang nyata satu demi satu. Kadang aku merasa jauh dari keramaian padahal di depan sana jalan sangat ramai sekali. Ocehan ocehan anak kecil ini membuat semuanya malah menjadi rasa yang entah.

Sudah seminggu teman - teman KKN kita. Manis, asin, pahit dan asam sudah kita lalui bersama. Mulai dari cap cay rasa tikus, toilet yang katanya angker sampai lampu posko yang kedip - kedip sendiri. Hingga panggilan papah mamah. Hahahah panggilan itu bagi saya sangat iyuhhh banget hahaha. Tak apa kan? Itu adalah cerita kita. Eh ada lagi embak embak yang judes.

Jujur ya saya rindu ketika kita kenal pas waktu pertama dulu waktu itu sisi pertemanan sangat romantis sekali #eaakkk. Jika kamu lupa aku siapa jedotin aja kepalamu di tembok terus kenalan lagi yuk. Ayukkk.

Ini baru hari ke 7
Dan cerita kita belum usai.


Sabtu, 20 April 2013

Hari Ke 5 : Bahagia Itu Sederhana

Ngomong - ngomong ada apa ya di hari ke 5 KKN ini. Banyak inspirasi, banyak juga cerita yang harus saya ceritakan disini. Mulai dari bimbel, kenakalan anak - anak, benih - benih cinta, sesak dan lainya. Belum banyak yang kami beri, hanya sekelumit kecil yang ada. Tentunya segalanya akan membuat kita selalu bahagia bukan? Karena bahagia itu sederhana, sesederhana senyuman polos anak - anak kecil disana.

Suatu saat nanti teman teman jika nanti ada rasa jenuh yang menghampiri kalian, jangan pernah mengeluh nikmati saja apa yang ada disini. Lihatlah keseruan anak - anak. mereka selalu bahagia bukan? Bukankah yang membuat mereka disini adalah kita semua? Mereka kadang juga membuat kita semangat dalam hal kegiatan kita.

Segini dulu deh catatan hari ke 5. Catatan yang belum selesai tentang segala manis, asin, pahit, asam dan segalanya.

Bahagia itu sederhana melihat anak - anak nakal ini tersenyum puas.

Cerita ini masih belum selesai.

Jumat, 19 April 2013

Hari Ke 4 : Tentang Menerima dan Melepaskan Serta Rasa Memberi

Minggu pertama hari ke 4 KKN. Semua berjalan dengan sendiri atau ketika saya merasa sesak ( hahah lagi make bahasanya Rizka) Anggap aja sesak itu adalah galau hahahaha #KemudianDiTabokRizka. Saya pernah mendengar ungkapan yang seperti ini: Dalam hidup kita harus menjalani 3 proses menerima, menjaga dan melepaskan. Benar saja, anggap saja ketika dalam perjalanan ini kita masih ada ditahap yang nomer 1 atau 2, jangan dulu memikirkan apa yang akan terjadi ketika kita semua sudah lepas dari semua ini atau pada tahap nomer 3. Sebuah pertemuan pasti akan memiliki akhir bukan. Tentunya, dengan segala kelemahan atau kekuatan yang kita miliki semua akan berakhir dengan sendiri. Bukankah hidup adalah tentang memiliki kehilangan itu sendiri?.

Hari ke 4 saya mengenal banyak hal, tentang rasa jatuh cinta #eaakkk bukan cinlok lho ya. Tapi, saya sudah jatuh cinta sama anak - anak yang ada disana. Tentang bagaimana kita menghargai perasaan orang lain. Saya juga belajar rasa memberi, memberi apa yang saya miliki untuk anak anak ini. Juga belajar lebih bijak dalam mengambil keputusan.

Hari ke 4 sudah berlalu teman teman. Bukan kebersamaan saja yang kita dapat tapi manis, asin, pahit dan asam. Pertanyaanya apakah rindu ini masih sama seperti dulu ketika kita mulai berkenalan dengan kehidupan ini. Atau, kita sama sekali berubah 360 derajat. Jujur saya merindukan dulu ketika kita observasi bersama. Saat itu saya benar benar merasakan rasa chemistry yang luar biasa.

Ingat, rasa itu jangan pernah berubah.Saya merindukan itu semua.

Cerita ini belum selesai.

Hari Ke 3: Cap Cay Rasa Tikus

Sebut saja ini adalah hari ket 3 gitu, kenapa langsung hari ke 3?. Ya itu adalah pertanyaan yang sangat bagus hahaha. Karena hari ke 2 itu sangat spesial #PakeTelurKali haha dan sangat istimewa sekali ehemm. Makanya hari ke 2 tidak akan saya tulis weksss. Saya tulis sih tapi kita akan lihat ketika 3 sampai 4 bulan kedepan hahaha. Bukan apa apa seperti yang saya bilang tadi. Ini spesial men. Santai saja saya gak akan merahasiakanya kok ya. So, ditunggu hari ke dua nya. Ketika nantinya kita sudah selesai KKN ya. Iya.

Kenapa judulnya seperti ini hahah, mesti pada bingung ya. Kalo bingung boleh pegangan lengan saya #eaaaa. Hari ke 3 seperti hari - hari sebelumnya sih selalu biasa saja, tapi agak sedikit istimewa. Istimewanya karena hari itu di posko hujan deres. Terus anak - anak pada gegalauan gitu deh hahaha. Asik saja sih, hujan terus kita berdiri disamping jendela gitu, menatap hujan yang turun dengan derasnya gitu. Terus diibaratkan kita itu sama pacar gitu, cerita soal kehidupan dan sedikit kebahagiaan gitu. Pasti di posko menjadi sangat tidak menjemukan. Iya kan? diiyakan aja deh hahaha.

Sore itu saya sedang lapar laparnya karena dari subuh saya belum makan ( Ya iya namanya juga puasa ). Kenapa? Itu dalam kurung udah dijelaskan hahaha. Nunggu buka puasa itu kayak nunggu jodoh tahu gak kalian eh heuheuheu. Apalagi suasana disponsori oleh turunnya hujan yang semakin menumbuhkan kenangan sama mantan #tsaahhh. 

Udah deh anggap aja udah maghrib gitu, kelamaan sih nunggunya wekss. Ketika mendengar adzan langsung pergi deh makan, toh di depan posko ada warung bakmi yang kata pak RW situ terkenal se Kotagede #Masa?. Ya saya langsung pesan pesan gitu deh. Lalu, ada kejadian yang membuat saya harus bilang woowww dan harus koprol sampai mesjid Mataran Kotagede haha. Waktu itu di dalam warung belum ada siapa - siapa sih mungkin karenakan ada faktor lain yaitu hujan. Saya sih waktu itu mau mesan cap cay pake nasi biar kenyang ( Ini ceritanya lagi puasa lho). Ketika bapaknya penjual membuka pintu gerobak yang ada makanannya, yang buat naruh kayak bakmi dan berbagai tetek bengek bahan dimasak. Keluarlah tikus dalam penyimpanan bahan makanan itu. Sontak saya terkaget atas semua kejadian itu nah bapaknya juga. Saya sih hanya terdiam ketika melihat kejadian itu semua, sok sok cool gitu pura - pura gak tahu hahaha. Yah apa boleh buat karena saya laper dan posisinya saya mau buka puasa saya tetap makan aja yang penting saya tidak kelaparan di posko hahha. Walaupun ada tikus tikus usil yang keluar dari bahan makanan yang dimasak wkwkwk.

Ini kejadian yang unik sih hahah, tidak apa - apa ini pelajaran buat kita semuanya ya. Kalo ada teman - teman KKN yang baca ini jangan ilfil ya sama warung di depan hahaha, ilfil aja sama saya eh. Tetap stay cool aja deh ya. Iya.

Ini cerita hari ke 3. 
Dan keseruan masih berlanjut.


Selasa, 16 April 2013

Hari Pertama: Awal Cerita Untuk Kita

Ini adalah awal. Hari yang aku tunggu - tunggu sebelum aku nantinya akan menghadapi skripsweet aka skripsi haha. Momen ini telah aku tunggu - tunggu dengan sangat lama semenjak sekitar 1 atau 2 tahun lalu. Karena ada kendala tekhnis yang terjadi diantara TBQ ( Tes Baca Quran)  yang tak pernah lulus lulus hahah. Padahal kuliah di salah satu perguruan tinggi Muhammadiyah kenapa juga tidak bisa baca AlQuran. hahah sebagai mahasiswa UAD ( Universitas Ahmad Dahlan ) saya merasa gagal. Jadi, sudah tahu apa yang saya maksud? Oh ya belum tahu ya? Ok deh. Sebut saja KKN ( Kuliah Kerja Nikah eh maksudnya Kuliah Kerja Nyata ) UAD Jogja. Kami bersembilan mempunyai visi dan membawa ego masing - masing dari berbagai disiplin ilmu yang ada di UAD. Kami diterjunkan oleh kampus di RW 10 Purbayan Kotagede. Deket sih dari kampus 2 tapi tidak deket dari kampus 1. Kalau pake sepeda kesana kaki bisa patah gak ya ( hahaha lebay). Yang pasti kita bisa olahraga untuk progam diet tentunya heuheuheu. Kami bersembilan diantara kami adalah mahasiswa asal china yang kuliah di UAD. Ada yang dari Farmasi, Psikologi, Ekonomi, Tekhnik dll. Pokoknya jika semua orang ini berkumpul akan timbul keseruan dan cerita yang akan tetap terus dikenang. Ya mungkin, ketika nantinya sudah menua dan tak bisa apa apa lagi. Maka, ingatlah hari ini. Hari hari yang benar -benar kita rindukan. Hingga entah. Atau mungkin jika KKN ini selesai malah cuek dengan keceriaan KKN? Saya rasa itu tidak akan mungkin.

Lama kami KKN adalah 2 bulan dari tanggal 16 April - 16 Juni 2013. Waktu yang panjang buat berbagi ke masyarakat yang ada disitu. Tapi, tidak waktu ini akan serasa sangat cepat jika kita menikmati semua ini. Anggap saja KKN adalah kuliah kalian selama 2 bulan. Ya kan? Ah ini baru hari pertama banyak sekali cerita yang sudah terlewatkan. Kotak pandora itu akan segera pecah, butir butirnya akan menjadi kita. Sebuah awal dari cerita. Mulai dari nakalnya anak anak disana, surprise ultah walaupun gak jadi hahah dan yang paling membuat saya tersenyum lebar adalah mulai timbul benih benih cinta #eeaaakk hahaha. Ia mungkin itu ada, salah satu bagian kisah KKN unit III.C.2. Seru bukan? Eh aada juga sih cerita horor, cerita yang katanya WC posko KKN yang kita tempati dulunya adalah tempat keranda mayat. hiiiiii

Cerita belum cukup sampai disini masih banyak hari hari lainya yang menunggu untuk dilalui. Apapun yang terjadi kira harus tetap menjadi diri kita sendiri jangan menjadi orang lain. Saya sudah merasakan banyak hal isnpirasi yang bermunculan di posko KKN hingga menuliskan disini.Menyatukan visi itu memang sulit tapi kita harus melepaskan ego masing masing agar tercipta chemistry yang keceh untuk kelompok kita. Tentunya iya.

Ayok mulai sekarang kita harus menyatukan ide dan konsep kita untuk menjadikan lebih baik. Kritikan yang sangat pedas akan menjadi penyemangat dalam bekerja jangan menjadi loyo jika kita terus dikritik.

Hari masih panjang TigaCeDua, setengah aja belum. Mari kita lalui bersama. Kita lalui dengan sebuah cinta, kasih sayang dan perjuangan. Cerita bahagia, tangis dan sedih ayolah, lets go.

Semangat TigaCeDua kalian HEBHAT dan KECEH. Tetap TOTAL jangan menyerah.

Ini adalah sebuah awal mari kita lanjutkan, berjalan beriringan jangan pernah berjalan sendirian dibelakang.

Kamis, 11 April 2013

Tentangmu

Kadang ketika aku menutup mata.Aku hanya bisa melihat lenganmu menjulur kearahku. semua tampak benderang. hanya ada aku dan kau dalam kepalaku.

Tak perlu menyalakan pelita sebab rindu ini sudah benderang menyinari kita dalam kegelapan.

Di kepalaku. mari kita sedikit saja membicarakan kebahagiaan. membocorkan sedikit takdir yang diciptakan Tuhan untuk kita.

Bermainlah sesukamu di kepalaku Nona, seperti anak kecil yang mendapatkan mainan baru. buatlah elegi tentang kita.

Hingga akhirnya, aku membuka mataku dan kau pun hilang dari kepalaku. Kataku ini hanyalah fatamorgana.

Tak perlu menangis, terimakasih sudah menyempatkan hadir di kepalaku ketika aku menutup mataku.

Sampai kapanpun kita akan tetap pada jalur yang sama. walaupun langit yang membedakan kita. Jarak yang menisbikan kita

Rabu, 27 Maret 2013

Aku adalah sebuah kata yang selalu rela kau sakiti. Jejak pena bisu yang terekam dalam kertas kusut itu

Jumat, 22 Maret 2013

MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

Manusia dan Kebudayaan 

Manusia adalah makhluk sosial yang berarti manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa adanya dorongan atau bantuan dari pihak luar. Begitu pula dengan kebudayaan, kebudayaan tidak akan berjalan jika tidak ada yang melestarikan atau menggerakkannya (manusia). Oleh sebab itu manusia dan kebudayaan mempunyai hubungan yang sangat erat.

Kebudayaan merupakan suatu adat istiadat atau kebiasaan tertentu yang di buat oleh manusia dan di rasakan pula oleh manusia. Bahasa, musik, tarian, kerajinan, semua itu merupakan kebudayaan visual atau kebudayaan yang bisa manusia rasakan. 

Banyak sekali macam - macam budaya bangsa Indonesia yang harus kita lestarikan. Setiap provinsi di Indonesia memiliki ciri khas budaya mereka masing - masing. Ada rumah adat, tarian daerah, alat musik daerah, lagu daerah, pakaian adat dan senjata daerah. Itu semua adalah budaya yang ada dalam bangsa Indonesia dan harus kita lestarikan.

Selasa, 26 Februari 2013

Gagal Jadi Penulis Hanya Karena Email

Ratusan email, setiap harinya berdatangan. Email-email itu diseleksi oleh sekred. Yang isinya laporan atau pertanyaan langsung di handle olehnya, sementara untuk naskah atau contoh ilustrasi biasanya diforward ke aku.Tentu aku gak akan sanggup membacanya satu persatu setiap hari. Ada jadwal hari-hari tertentu di mana aku membuka email dengan jumlah email yang terbatas. Itu sebab antrian pembacaan email padat merayap.

Di saat padat merayap dengan mata yang mulai kunang-kunang, tentu semakin mengesalkan saat mendapati email dengan kata pengantar yang berkesan perintah. Jika sudah begitu, tanpa membuka file attachment-nya lagi, aku akan abaikan email itu atau malahan langsung aku delete. Kedengerannya kejam. Tapi begitulah.
Dan ini 2 contoh email yang termasuk paling sopan di antara yg paling mengesalkan itu :
1.
Kepada
Yth. Redaktur Majalah xxx
di tempat.
Dengan hormat,Bersama ini saya kirimkan beberapa contoh gambar karya saya. Mohon dibuka dan diamati, mungkin saja ada style gambar saya yang cocok di hati dan sesuai kualifikasi sebagai ilustrasi. :)Mohon konfirmasinya SEGERA. Jika ada kritik dan saran, silahkan hubungi saya. Sekian dari saya. Mohon pertimbangannya­ :)Terima kasih.
Hormat saya,
xxxx
---------aku sangat tidak suka dengan kalimat: "mohon dibuka dan diamati". Secara logika, tanpa disuruh pun aku akan 'membuka dan mengamati' bahkan sampai memelototi dengan seksama. Alangkah baiknya jika kalimat itu ditulis; mohon dipelajari karya saya ini, mungkin saja ada stule yang.. bla bla la.Lalu aku juga sangat tidak suka dengan kata SEGERA yang ditulis kapital pula. Hei, aku juga pinginnya sesegera mungkin mengenyahkan emailmu!
2.
Kepada
Yth. Managing Editor xxx
di tempat
Ini naskah cerpen saya. Dibaca ya. Semoga cocok. Saya tunggu konfirmasinya ke nomor telepon xxxxx. Jika dalam waktu 3 minggu naskah ini tak mendapat jawaban apa pun, saya akan menariknya dan mengirimkannya ke media lain. Demikian harap maklum.
Hormat saya,
xxxx.
---------- dan harap maklum, kalau naskah itu baru aku baca 7-10 bulan kemudian
Plis, deh. Aku wonder women yang punya kecepatan membaca 500 kata dalam dua detik, juga bukan pesuruhmu yang harus tunduk dan taat membaca naskahmu sebelum 3 minggu (aih 3 minggu?) dan mengabaikan naskah-naskah hebat lainnya, bukan?
Teman-teman, maaf atas catatan ini. Namun, layaklah kita ketahui bagaimana kita bersantun dalam menawarkan karya kita ke media.
Nggak. Media gak segitu gila hormat, tapi bagaimana pun etika saat menawarkan naskah mestinya diperhatikan. Bagaimana membuat redaktur terpikat akan bahasa yang mengantar naskah tersebut.
Seperti juga ketika kita sedang menarik perhatian seseorang, kita akan berlaku baik dan menyenangkan. Bukan mengintimidasi dengan perintah dan ancaman. Redaktur juga manusia. Apalagi dia disebut sebagai 'penentu nasib' naskah kita.
Ya, aku katakan bahwa kedua email di atas itu adalah email yang paling sopan di antara yang menjengkelkan. Tapi tetap aja bikin naik darah. Aku gak akan menayangkan email-email lain yang bahasanya jauh lebih bossy ketimbang dua email di atas sebagai contoh, karena dengan 2 contoh itu saja, aku yakin sudah cukup mewakili bagaimana 'bete'-nya redaktur.
Redaktur pada umumnya lebih suka pengantar yang isinya normal-normal aja, gak dibuat-buat dan gak ada tekanan. Lebih disukai lagi kalau langsung dilengkapi dengan biodata agar mudah saat menghubungi.
Dan lebih disukai lagi kalau setelah mengirim naskah di email tsb, duduklah yang manis. Jangan meneror sekred atau redaktur lewat email berikutnya (tau malahan tlp ke kantor redaksi) terus-menerus, semata hanya untuk mengetahui nasib email yang baru dikirim 4 minggu lalu.
JIka masa menunggu telah terlalu lama, misalkan sudah 8-9 bulan atau setahun lebih, silakan mengirimkan email konfirmasi sekaligus forward-an email sebelumnya sebagai pengingat.
Jika masih belum ada tanggapan juga, silakan lemparkan naskah tersebut ke media lain, tetapi tentunya dengan terlebih dulu mengirimkan email surat penarikan naskah pada media sebelumnya.
Menjadi penulis muda yang beretika sebenarnya gak ribet kok.
Salam. 




Oleh Erin Erina/Reni Teratai Air II, Redaktur Majalah Story.

ROYALTI, DAMBAAN SETIAP PENULIS

Benarkah? Maka, jawabnya benar. Tapi, itu hanya salah satu dari hal-hal yang menjadi tujuan atau keinginan seorang penulis. Menurut saya pribadi, royalti buat saya bukan tujuan utama. Tujuan utama saya menulis adalah mengungkapkan hasil pemikiran/imajinasi saya. Namun tiap orang tentu berbeda tujuannya.

Sebagai pengelola grup kepenulisan dan berapa kali menyelenggarakan kegiatan lomba menulis yang akhirnya naskah-naskah terbaik akan ditebitkan menjadi buku, timbul kegelisahan (pertanyaan) di kalangan peserta. Jika naskahnya lolos untuk diterbitkan, akankah mendapatkan royalti? Padahal di informasi lomba, sudah dijelaskan kontributor yang naskahnya lolos untuk diterbitkan tidak mendapatkan bukti buku terbit maupun royalti, tetapi akan mendapatkan diskon pembelian buku 10% dari harga jual.

Lewat tulisan ini, saya ingin menjelaskan, mengapa tidak mendapat buku bukti terbit dan tidak mendapat royalti sebagai salah satu syarat lomba. Perlu diketahui, buku-buku hasil karya Lomba Grup PEDAS, diterbitkan secara indie. (dibiayai sendiri) Mengapa tidak ke penerbit mayor? Penerbit mayor tidak menerima naskah buku yang ditulis secara keroyokan kecuali ditulis oleh penulis-penulis yang memang sudah punya nama, misalnya Kumpulan Cerpen Tahunan Kompas. Buku itu ditulis oleh penulis-penulis yang karyanya sudah dimuat di harian tersebut.

Pada penerbit Indie, biaya ditanggung sendiri. Ada kecenderungan sebagian penulis merasa puas naskahnya diterbitkan menjadi buku dan tak berminat membeli (entah memang tidak berminat atau tidak punya uang). Lalu, siapa yang membeli buku-buku tersebut, kalau penulisnya saja tidak mau membeli?

Pada artikel kompasiana yang berjudul “Mengintip Hitung-hitungan Royalti Penulis Buku”, (http://media.kompasiana.com/new-media/2012/01/06/mengintip-hitung-hitungan-royalti-penulis-buku/), si penulis mengungkapkan ada dua sistem bagaimana sebuah penerbit (mayor) menghargai karya seorang penulis. Pertama: royalti, dan kedua: jual putus. Besaran royalti itu bervariasi antara penerbit satu dan penerbit yang lainnya. Masing-masing penerbit memiliki policy masing-masing. Namun, besaran standar royalti penerbit di Indonesia adalah 10% dari harga jual eceran (bruto) per bukunya. Ada juga yang hanya mematok 5% dan 7%.

Dalam sebuah workshop di Jakarta beberapa waktu lalu, Ayip Rosidi, seorang pengarang senior yang juga mantan ketua Ikapi dan salah satu satrawan besar Indonesia, secara umum juga mengatakan, rata-rata royalti yang dibayarkan ke penulis memang sebesar 10% dari harga eceran (bruto).

Kembali ke artikel di atas. Disebutkan, kalau sistem beli putus, kisaran honor yang didapat penulis mulai Rp 1,5 juta sampai dengan Rp 15 juta, tergantung ketebalan buku, proyeksi pasar, dan kredibilitas penulis.

Dalam artikel tersebut si penulis mengambil perumpamaan pada penerbit mayor dengan jumlah cetak buku sangat besar. 5.000 buku.

Sekadar contoh, Achie T.M., penulis novel Cloud(y), novel pertamanya dibeli putus (kalau tidak salah) seharga Rp 2,5 juta (tahun 2007). Sekarang ia sudah punya nama. Cloud(y) novelnya yang ke-8, saya rasa sekarang tidak jual putus lagi. Lalu bagaimana dengan karya-karya penulis dari grup-grup kepenulisan yang notabene penulis pemula? (biarpun sudah punya antologi ke-70, 80, bahkan ke-100!).

Biaya menerbitkan buku secara indie dapat dilihat dengan mata telanjang karena para penerbit Indi terbuka mempublikasikan berapa biaya menerbitkan buku. Rata-rata menawaran Rp 350.000 mendapatkan satu atau dua buku bukti terbit yang dikirim ke rumah bebas biaya kirim. Penerbit indie akan membantu promosi/publikasi secara online. Cukupkah secara online? Tergantung jaringanmu. Semakin luas jaringan penerbit dan jaringanmu maka peluang buku diketahui orang banyak semakin besar. Tapi apakah itu mendorong orang untuk membeli? Jawabnya: tidak tahu.

Ada juga penerbit indie yang menawarkan untuk karya keroyokan (grup) Rp 1.000.000 mendapatkan 25 buku. Artinya harga 1 buku Rp 40.000. Sebuah buku karya grup biasanya ada sekitar 20 s.d. 30 kontributor. Lalu bagaimana hitungan pembagian royaltinya? Penerbit indie tidak akan memberikan royalti karena memang tidak ada royalti yang bisa dibagi. Buku dicetak berdasarkan permintaan (Print on Demand/POD), kelebihan sistem ini walau hanya ada satu permintaan buku tetap akan dicetak dan dikirim.

Penerbit indie kadang mendorong kontributor untuk menjadi pemasar untuk buku-buku yang  ada tulisannya, dengan memberikan kompensasi sekitar Rp 5.000/buku. Ini bisa juga disebut sebagai royalti. Semakin banyak kontributor menjual buku maka semakin besar royalti yang diterima. Sistem ini pada penerbit indie menjadi lebih adil, siapa bekerja keras maka akan mendapat hasil yang seimbang.

Ada juga dengan sistem investasi. Semakin banyak buku dicetak akan semakin murah harga produksi buku.
Seumpama  mencetak 200 buku. Harga produksi per buku sekitar Rp 25.000.
Harga jual buku =  Rp 25.000 + 20 % biaya promosi/publikasi + 40% keuntungan  
Rp 25.000 + Rp 5.000 + Rp 10.000 = Rp 40.000.Jadi harga jual per buku adalah Rp 40.000.
Keuntungan Rp 10.000 dibagi antara investor dan kontributor, masing-masing 50%
Jadi kontributor akan mendapatkan Rp 5.000 x 200 buku : 30 kontributor = Rp 33.000.

Tetapi, biaya transfer antarbank antara Rp 15.000 s.d. Rp 35.000 bila bank berbeda (hanya bebas biaya kalau banknya sama). Artinya, untuk biaya transfer saja ada kemungkinan minus. Itu pun kalau terjual 200 buku, dan belum diketahui 200 buku itu akan terjual dalam rentang waktu berapa lama. Biasanya royalti dikirim per tiga bulan.

Maka, investor pun menerapkan sistem seperti yang diterapkan penerbit indie, memberikan Rp 5.000/buku dari buku yang dijual si kontributor. Misalkan tiap kontributor menjual 10 buku, maka untuk menjual 200 buku hanya diperlukan 20 orang kontributor. Dan besarnya royalti yang diterima pun lebih besar (Rp 5.000 x 10 buku = Rp 50.000) Ini pun menjadi lebih fair. Siapa menjual banyak dan cepat maka akan mendapat banyak dan cepat juga (mungkin tidak sampai rentang waktu  3 bulan).

Kalau ada yang bilang, enak yang jadi investor dong. Maka saya akan berkata, tidak ada larangan siapun menjadi investor. Kalau memang enak menjadi investor mengapa sedikit sekali yang bersedia? Bagaimana kalau buku gagal di pasaran, apakah para kontributor menanggung resiko? Jawabnya tidak. Risiko ada pada investor. Pada sistem ini, penerbit indie pun tidak menanggung risiko karena mencetak hanya berdasarkan permintaan.

Semoga tulisan ini membuka wawasan para penulis pemula. Saya dari dulu bercita-cita menjadi penulis tapi saya tidak menjadikan menulis sebagai mata pencarian. Jika dari karya saya yang dimuat di media cetak, saya mendapat honor, maka itu saya anggap bonus. Tulisan-tulisan saya adalah jejak keberadaan saya. Jika ada yang menghargai secara materi, itu sebuah kehormatan. Tapi dibaca, diapresiasi dengan dikomentari saja, juga sudah menjadi sebuah kehormatan yang tak bisa dinilai dengan materi.

Note: Untuk sukses buku ini tersebar ke mana-mana dan di beli banyak orang, maka kontributor mempunya peran besar. Kontributor harus mampu menjelaskan mengapa karyanya yang ada di buku tersebut perlu di baca. Bukan cukup puas sudah terbit lalu coverbuku di tag ke-mana-mana (sebatas fb) dengan pesan telah terit antologi saya yang pertama/antologi saya yang ke 25. beli yah.

Maka saya kerap bertanya, siapa kamu, dan bagaimana karyamu sehingga saya harus/perlu membeli antologimu? karena pemasarannya secara online, pertanyaan itu tidak terjawab. Dan Si Kontributorpun tidak mendapat feedback apa-apa, karean saya yakin seyakin-yakinnya hanya 10 % kawan yang di tag yang mau berkomentar dan kurang dari 1% yang mau membeli.

Jadi laku atau tidak lakunya buku-buku dari penerbit Indie bukan kurang secara kualitas api peran serta kontributor yang minim dan ketidak tahuan kontributor untuk menyampiakan informasi mengani produknya (buku) dengan benar.


Elisa Koraag

Rumah

Lalu. Disini, di bumi ini tempat aku berpijak merasakan tiap peluhku adalah peluhmu juga. Tanah ini adalah rumah segala cinta yang merasuk tanpa cela. Hingga entah, aku menunggu di tanah ini

 Akan aku bela dengan sepenuh jiwa
Pertaruhkan semua cinta yang aku punya
Mereka yang mencoba merenggut paksa
Hadapilah aku yang tak akan mundur walau setapak


 Cinta yang membuatku lena,
Akan indahnya zamrud khatulistiwa.
Hijau.. biru.. segala rupa. Segala ada.
Disini, lukisan cinta menentramkan hati..


 Tak peduli semua mata yang memandang sinis.
Bagiku, ia bak sarang penyejuk gundah, terindah.
Setia menunggu, meski aku berkelana ke mana.
Ia, tempatku kembali.


 Ya, disanalah darah mulai mengalir menjadi sebuah rindu yang mewaktu. Tempat segala kenangan yang terbungkus erat di jalanan waktu.

 Erangan kesakitan yang mengalirkan luka kepedihan
Akan aku tebus dengan buaian rindu yang memabukan
Bumi pertiwi tak akan aku biarkan luluh dan hancur
Karena jamahan manusia bertopeng setan


 Dulunya.. Ya. Dulunya.
Ketika mereka belum bertopeng seram,
Mereka pun layaknya kita. Dibawah satu rasa.
Cinta. Lalu apa yang merubah mereka?


 Harta dan tahta yang menyulap sosok mereka, buta.
Lalu haruskah kusembunyikan ia sebelum lara?
Tak rela, jika ia bermuram durja.
Rumahku, rumahmu, rumah mereka. Bisakah tak jadi usang?


 Tidak, bukankah tempat kita berpijak ini terbuat dari cinta. dan diantara orang terpilih yang tinggal disini ialah mereka yang di wajahnya selalu bersinar. Wajahnya renyah dengan harap yang membuncah

 Iya harapan akan cinta
Takut kehilangan yang datang tiba-tiba
Kala alam mulai menggeliat
Mengguncang merobohkan cinta dalam dekapan


 Dan ketika waktunya tiba, ia bangun dalam geliat..
Sisanya adalah tangis. Muram durja.
Dan itu yang paling tak diinginkan.
Lalu bagaimana kita membuatnya mundur?


 Tetesan bening menggenang di sudut mata, merasakan pedihnya.
Kala ia terluka, namun jiwa-jiwa yang tertidur hanya diam saja!
Melihatnya dikuliti, dikupas hingga isinya terserak.
Sudikah, rumah kita menahan perih yang mendidih?


 Kau tahu, rumah kita adalah sebuah istana. Istana tempat segala aku akan mendekapmu hingga langit yang ada di tanah tempat kita berpijak menjadi pencemburu. Di kepalaku aku punya banyak rencana. Tentang kita

Rencana yang indah menggoda sukma
Harapan dan impian kita sejak lama
Bertahta dalam bahtera cinta
Berbingkai alam nirwana khatulistiwa


 Dan rencana itu hanya bisa diwujudkan..
Ketika kita aman dalam dekapannya. Bunda pertiwi.
Siapa yang takkan mau merasakannya?
Ah.. cintaku hanya berbuah dalam harapan untuknya..


 Dan ketika aku mencinta,
Aku tak 'kan lagi lupa menyisipkan selembar doa.
Sembari menyimpul senyum dari hati..
Semoga ia, istanaku, tanah airku, bahagia, untuk kita.



Untuk seluruh pasukan kelompok V Puber