Pagi
itu sebuah kabar datang tak disangka dan sangat mengejutkan keluarga kami.
Sebuah telepon berdering berpuluh – puluh kali sebelum ibuku mengangkatanya,
sebelum ibuku menjatuhkan teleponya lalu pingsan.
***
Keningnya
selalu berkerut wajahnya yang tua tak mengendorkan semangatnya untuk bangun
pagi. Ia selalu duduk di sana pada sebuah halaman panti yang luas itu. Hobinya di
pagi buta seperti ini selalu sama, duduk di kursi malas sambil menikmati
segelas teh yang selalu disediakan oleh petugas panti. Salah satu kegiatan
favoritnya mengisi TTS, baginya itu adalah hal yang sangat menyenangkan. Lebih menyenangkan
dari cucu dan anak – anaknya yang tidak pernah menjenguknya ke panti. Walaupun umurnya
sudah 90 tahun. Tapi, ia tidak pernah merasakan pikun ia menganggap dirinya
lebih jenius dari Einstein. Bahkan dalam seminggu ini ia sudah menghabiskan 25
buku TTS yang terus diisinya sampai habis. Sampai pada suatu hari penjaga panti
merasa kakek ini sangat jenius.
“
Kakek, apasih enaknya mengerjakan TTS ini” Tanya petugas panti.
“
Kamu belum saatnya untuk tahu. Bukan saya senang karena gambar sampulnya diisi
oleh para gadis – gadis yang telanjang itu. Tapi, belajar tidak harus di
sekolah kan?” Ucapnya sambil membenarkan letak duduknya.
Sudah
seminggu ini TTS yang dikerjakannya belum selesai juga. Entah apa yang
dipikirkanya, sebuah pertanyaan yang sangat sulit untuk dijawabnya. Minggu –
minggu ini perilakunya juga sangat aneh selalu mondar – mandir tidak jelas dari
kamar satu ke kamar lainya; dari teras satu ke teras lainya. Ia bingung bukan
karena dia kangen dengan cucu dan anaknya. Barangkali jika ia menjawabnya akan
terjadi sesuatu pada dirinya.
Malam
itu, panti gempar semua orang berteriak tak jelas. Seperti kesurupan tapi bukan
kesurupan. Semua tertuju pada kamar kakek, kamar yang dipenuhi oleh buku TTS
itu sekarang ramai. Orang – orang berkerumun melihatnya , mereka sepertinya
takut untuk menyentuhnya. Kakek paling jenius itu mulutnya mengeluarkan darah. Tangan
kanan nya masih memegang pensil sementara buku TTS nya juga berlumuran darah. TTS
sudah terisi penuh. Namun, ada yang janggal kala itu. Empat kotak mendatar
sudah terisi. MATI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar