Kadang
ketika aku menutup mata.Aku hanya bisa melihat lenganmu menjulur
kearahku. semua tampak benderang. hanya ada aku dan kau dalam kepalaku.
Tak perlu menyalakan pelita sebab rindu ini sudah benderang menyinari kita dalam kegelapan.
Di kepalaku. mari kita sedikit saja membicarakan kebahagiaan. membocorkan sedikit takdir yang diciptakan Tuhan untuk kita.
Bermainlah sesukamu di kepalaku Nona, seperti anak kecil yang mendapatkan mainan baru. buatlah elegi tentang kita.
Hingga akhirnya, aku membuka mataku dan kau pun hilang dari kepalaku. Kataku ini hanyalah fatamorgana.
Tak perlu menangis, terimakasih sudah menyempatkan hadir di kepalaku ketika aku menutup mataku.
Sampai kapanpun kita akan tetap pada jalur yang sama. walaupun langit yang membedakan kita. Jarak yang menisbikan kita
Tak perlu menyalakan pelita sebab rindu ini sudah benderang menyinari kita dalam kegelapan.
Di kepalaku. mari kita sedikit saja membicarakan kebahagiaan. membocorkan sedikit takdir yang diciptakan Tuhan untuk kita.
Bermainlah sesukamu di kepalaku Nona, seperti anak kecil yang mendapatkan mainan baru. buatlah elegi tentang kita.
Hingga akhirnya, aku membuka mataku dan kau pun hilang dari kepalaku. Kataku ini hanyalah fatamorgana.
Tak perlu menangis, terimakasih sudah menyempatkan hadir di kepalaku ketika aku menutup mataku.
Sampai kapanpun kita akan tetap pada jalur yang sama. walaupun langit yang membedakan kita. Jarak yang menisbikan kita
2 komentar:
halo, saya suka sama postingan-postingan kamu, informatif. puisi kamu ini juga baguuss.. :)
Terimakasih sudah berkunjung
Posting Komentar