Malam kembali dalam peraduan, sajian makanan di meja sepertinya sudah tersaji dengan harum yang menusuk hidung. Ibu sepertinya sumringah melihatku pulang sehabis dari stasiun hanya untuk melihat senja saja. Lebih sumringah lagi ibu melihat sosok laki - laki lain yang berjalan disampingku bahkan sangat girang, wajahnya yang keriput seolah menjadi muda lagi. Yah itu bukan Dimas tapi, dia adalah Andi sosok kemarin yang merebut kamera fotoku. Aku memang baru membawanya kerumahku karena Andi memaksaku untuk membawaku kesini.
" Selamat malam Ibu" Ucap Andi sambil menyodorkan tangan
" Oh temenya Tania? mari " Ucap Ibu sumringah dengan tatapan yang melirik ke arahku.
Semenjak itu aku mulai merasa bahwa hubungan aku dengan Andi memang serasa agak aneh dengan berbagai pertanyaan yang ada dibenak ku. Aku bahkan mulai lupa dengan sosok seorang Dimas yang entah dia sekarang tidak jelas juga ada dimana. Menurut aku Andi memang sudah serasa klop denganku, ia menyukai senja dan foto - foto. Tapi, lihat saja Dimas dia tak menyukai apa - apa kecuali terus kerja dan kerja yang katanya esok mau menghidupiku. Sudahlah aku tidak ingin meracau lagi, besok ada kuliah pagi pagi buta.
"Andi besok tolong bangunkan aku ketika lonceng sekolah masuk" Tulisku di SMS. Sepersekian detik SMS itu terkirim dan mataku mulai gelap.
" Selamat malam Ibu" Ucap Andi sambil menyodorkan tangan
" Oh temenya Tania? mari " Ucap Ibu sumringah dengan tatapan yang melirik ke arahku.
Semenjak itu aku mulai merasa bahwa hubungan aku dengan Andi memang serasa agak aneh dengan berbagai pertanyaan yang ada dibenak ku. Aku bahkan mulai lupa dengan sosok seorang Dimas yang entah dia sekarang tidak jelas juga ada dimana. Menurut aku Andi memang sudah serasa klop denganku, ia menyukai senja dan foto - foto. Tapi, lihat saja Dimas dia tak menyukai apa - apa kecuali terus kerja dan kerja yang katanya esok mau menghidupiku. Sudahlah aku tidak ingin meracau lagi, besok ada kuliah pagi pagi buta.
"Andi besok tolong bangunkan aku ketika lonceng sekolah masuk" Tulisku di SMS. Sepersekian detik SMS itu terkirim dan mataku mulai gelap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar