Selalu diawali dengan percakapan tentang sebuah perasaan. Yang kian hari kian kencang meretakkan pondasi hatiku. Seperti angin ribut, selalu datang dengan caranya sendiri mengobrak abrik seluruh isi kepalaku dan meremukan seluruh sendi sendi sarafku. Seharusnya aku tidak berada disini denganya, aku seharusnya berada dalam genggaman Dimas sekarang. Sudahlah aku menikmati masa - masa ini, masa dimana menunggui itu sangat nikmat. Apalagi sambil memandangi senja.
***
Di suatu senja yang saga disebuah stasiun kereta yang tua sepasang anak muda saling jatuh cinta, mungkin orang orang yang sedang disitu sedang melihat mereka.Memandang penuh penasaran mungkin, di stasiun kereta tua ini masih ada sepasang muda mudi yang berpacaran dengan judesnya tidak memandang orang - orang yang ada disitu. Mungkin itulah pikiran mereka, aku anggap di dunia ini hanya ada aku dan kamu yang lainya hanyalah patung. Itu saja. Tak biasa Dimas menggenggam tanganku erat senja itu hal yang tak pernah aku rasakan sebelumnya. Hubungan yang kian dekat dan tak akan pernah terpisahkan. Mungkin perasaan Dimas saat ini ingin mengatakan "Bahwa kau adalah milikku, semesta yang akan selalu kurindukan".
"Hai Dim kamu kenapa kali ini sepertinya kamu romantis, tak seperti biasanya dengan kelucuan kelucuan dan kejahilan kamu" ucapku sambil menyentil wajahnya.
" gak kenapa - kenapa hanya mau saja, siapa tahu besok aku sudah tak ada disampingmu lagi"
"Maksudnya apa? jangan pernah pergi dariku"
***
Suara teriakan Andi mengagetkanku.Dia tak tahu aku sedang merasakan kenangan bersama Dimas satu hari sebelum ia pergi.
"Kamu, kenapa coba" Tanya Andi
"Gak ada lupakan aja deh, sudah jam 17.30. aku mau pulang dulu ya"
" Eh aku ikut" Teriak Andi sambil lari menuju arahku.
***
Tepat lima ribu tiga ratus tiga puluh dua kilometer dari sini, seorang berwajah cerah membawa banyak barang. Berjalan menuju peron stasiun kereta, membawa bahagia dan segenggam rindu. Tunggu aku disitu, aku sedang menujumu membawa setumpuk harapan untuk kita.
shhhh belum sempurna
***
Di suatu senja yang saga disebuah stasiun kereta yang tua sepasang anak muda saling jatuh cinta, mungkin orang orang yang sedang disitu sedang melihat mereka.Memandang penuh penasaran mungkin, di stasiun kereta tua ini masih ada sepasang muda mudi yang berpacaran dengan judesnya tidak memandang orang - orang yang ada disitu. Mungkin itulah pikiran mereka, aku anggap di dunia ini hanya ada aku dan kamu yang lainya hanyalah patung. Itu saja. Tak biasa Dimas menggenggam tanganku erat senja itu hal yang tak pernah aku rasakan sebelumnya. Hubungan yang kian dekat dan tak akan pernah terpisahkan. Mungkin perasaan Dimas saat ini ingin mengatakan "Bahwa kau adalah milikku, semesta yang akan selalu kurindukan".
"Hai Dim kamu kenapa kali ini sepertinya kamu romantis, tak seperti biasanya dengan kelucuan kelucuan dan kejahilan kamu" ucapku sambil menyentil wajahnya.
" gak kenapa - kenapa hanya mau saja, siapa tahu besok aku sudah tak ada disampingmu lagi"
"Maksudnya apa? jangan pernah pergi dariku"
***
Suara teriakan Andi mengagetkanku.Dia tak tahu aku sedang merasakan kenangan bersama Dimas satu hari sebelum ia pergi.
"Kamu, kenapa coba" Tanya Andi
"Gak ada lupakan aja deh, sudah jam 17.30. aku mau pulang dulu ya"
" Eh aku ikut" Teriak Andi sambil lari menuju arahku.
***
Tepat lima ribu tiga ratus tiga puluh dua kilometer dari sini, seorang berwajah cerah membawa banyak barang. Berjalan menuju peron stasiun kereta, membawa bahagia dan segenggam rindu. Tunggu aku disitu, aku sedang menujumu membawa setumpuk harapan untuk kita.
shhhh belum sempurna
Tidak ada komentar:
Posting Komentar