Senin, 21 Januari 2013

Menanti Lamaran

Jauh sebelum Dimas pergi bersama kereta itu hari yang aku lewati bersamanya selalu indah. Setiap hari kita habiskan bersama menikmati senja yang saga sambil melihat kereta yang lewat . Serta suara riuh orang - orang yang juga menonton kereta. Rupanya orang orang ini mempunyai hobi dan pekerjaan baru menonton kereta lewat. Bagiku itu tidak masalah selagi masih ada orang yang setia menungguiku disini. Kamu. Kamu yang dalam hal ini adalah cerita tentang hidupku, tentang semua perjalanan panjangku selama ini.

Tapi, kita sekarang memang tidak berada pada langit yang sama, Aku disini dan entah kamu dimana. Pastinya aku akan merindukanmu dengan segenap daya yang aku miliki hingga Tuhan mencabut napas segala kehidupanku. Setiap detik yang aku miliki pastinya hanya akan menuju padamu, bukan malah menjauh darimu. Aku juga tahu kau disana juga merindukanku kan?. Disini sedang musim hujan Dim semoga hujan ini kiriman darimu, Kiriman yang menghujani diriku dengan segala perasaan rindu yang aku miliki selama ini.

Suatu kali aku pernah berkata padamu dengan nada suaraku yang memang benar - benar aku lembutkan waktu itu.
" Dim, Aku sudah lelah. Lelah dengan hubungan kita selama ini" Ucapku serius. Waktu itu wajahnya agak sedikit berubah wajahnya berkerenyit.
" Maksudnya"
" Aku mau kita menjadi Ratu sehari" Ucapku serius dengan agak tersenyum simpul.

Saat itu memang dia mengiyakan semuanya. Ah seandainya dia ada disini. Pasti seru menikah dengan berdiri seharian menyalami tamu - tamu yang hadir. Tentunya akan banyak yang terlalu bahagia hari itu.




Sudahlah, Stasiun ini semakin berisik dan riuh.


Tidak ada komentar: