Jalanan mulai rame, asap - asap busuk kendaraan ini mulai menyapaku menghiasi kota yang katanya adalah kota pendidikan. Ya inilah jogja, kota dengan seribu kenangan dan penuh dengan tanda tanya. Bagiku tempat seluruhnya raga akan ditasbihkan disini. tempat segala musim bagi jiwa - jiwa yang haus akan ilmu. Malam ini katanya adalah malam tahun baru, seperti biasa aku hanya sendiri menikmati segala keriuhan tahun baru.
"Andi, Kenapa gak mau tahun baruan sama pacarmu sendiri" Ucapnya, seperti biasa dengan temperamenya yang keras.Semakin membuatku tak suka berlama - lama denganya. Padahal dia cewek, aku benar benar tak suka
"Kamu tahu? Seharusnya ketika semua orang menyambut dengan meriah semua pesta ini, kita insropeksi diri masing - masing dengan segala tindakan 1 tahun ini. apapun itu aku tetap akan dirumah" ucapku sambil memunggunginya.
Tiba - tiba hujan turun ketika semua orang menyambut gembira malam tahun baru, pesta yang membuatku tak penting. sedangkan disini hujan memang turun deras, sederas hujan air mata yang ada dipangkuan Ratna membasahi setiap tubuh dan segala perih yang entah kapan akan terhapus. Sebuah pertengkaran dari hal yang sepele. Aku mencoba lagi suatu teriakan kecil ditengah guyuran hujan itu dan mencoba mendekatinya. Ia nampak kuyu, matanya nanar dan sembab memandangku penuh ragu.
"Ratna, Malam ini kau lihatkan, hujan. orang - orang itu mungkin sudah pergi. pesta tahun baru tak akan pernah semarak....." Tiba - tiba bluuupp, sebuah plukan ditengah hujan deras dan ciuman diantara kemarahan - kemarahan yang membangkitkan, Ah ini sudah tahun baru kataku.
Tiba - tiba langit nampak benderang, hujan juga sudah reda. Terdengar teriakan CUT dari sutradara di ujung sana.
Ah ciuman dan pelukan kami dihentikan oleh sutradara.
"Andi, Kenapa gak mau tahun baruan sama pacarmu sendiri" Ucapnya, seperti biasa dengan temperamenya yang keras.Semakin membuatku tak suka berlama - lama denganya. Padahal dia cewek, aku benar benar tak suka
"Kamu tahu? Seharusnya ketika semua orang menyambut dengan meriah semua pesta ini, kita insropeksi diri masing - masing dengan segala tindakan 1 tahun ini. apapun itu aku tetap akan dirumah" ucapku sambil memunggunginya.
Tiba - tiba hujan turun ketika semua orang menyambut gembira malam tahun baru, pesta yang membuatku tak penting. sedangkan disini hujan memang turun deras, sederas hujan air mata yang ada dipangkuan Ratna membasahi setiap tubuh dan segala perih yang entah kapan akan terhapus. Sebuah pertengkaran dari hal yang sepele. Aku mencoba lagi suatu teriakan kecil ditengah guyuran hujan itu dan mencoba mendekatinya. Ia nampak kuyu, matanya nanar dan sembab memandangku penuh ragu.
"Ratna, Malam ini kau lihatkan, hujan. orang - orang itu mungkin sudah pergi. pesta tahun baru tak akan pernah semarak....." Tiba - tiba bluuupp, sebuah plukan ditengah hujan deras dan ciuman diantara kemarahan - kemarahan yang membangkitkan, Ah ini sudah tahun baru kataku.
Tiba - tiba langit nampak benderang, hujan juga sudah reda. Terdengar teriakan CUT dari sutradara di ujung sana.
Ah ciuman dan pelukan kami dihentikan oleh sutradara.
2 komentar:
hohoho..
hahaha
Posting Komentar